Courtesy of Forbes
Hari ini, Mahkamah Agung Amerika Serikat setuju untuk mendengarkan kasus TikTok terkait undang-undang yang mengharuskan perusahaan induknya dari China untuk menjual aplikasi tersebut atau menghadapi larangan di AS. Mahkamah Agung menjadwalkan argumen lisan untuk tanggal 10 Januari dan meminta pihak-pihak terkait untuk menyampaikan argumen mereka lebih cepat selama liburan Natal dan Tahun Baru. Keputusan ini menunjukkan bahwa Mahkamah Agung tidak terpengaruh oleh salah satu argumen utama TikTok yang meminta untuk menunggu pendapat Presiden terpilih, Donald Trump, mengenai undang-undang tersebut.
Jika Mahkamah Agung mendukung undang-undang ini, perusahaan ByteDance harus menjual TikTok kepada perusahaan non-China atau keluar dari pasar AS. Selain TikTok, aplikasi lain dari ByteDance seperti CapCut, Lemon8, dan Gauth juga harus dijual atau dihentikan di AS. Meskipun ada kemungkinan bagi Trump untuk memberikan perpanjangan waktu bagi ByteDance untuk menjual TikTok setelah larangan diberlakukan, langkah ini hanya bersifat sementara.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa keputusan terbaru Mahkamah Agung terkait TikTok?A
Mahkamah Agung setuju untuk mendengarkan kasus TikTok terhadap undang-undang yang mengharuskan perusahaan induknya menjual aplikasi tersebut atau menghadapi larangan di AS.Q
Mengapa Mahkamah Agung mempercepat jadwal argumen lisan?A
Mahkamah Agung mempercepat jadwal argumen lisan untuk memastikan keputusan diambil sebelum larangan berlaku pada 19 Januari.Q
Apa dampak dari keputusan Mahkamah Agung terhadap TikTok dan ByteDance?A
Keputusan Mahkamah Agung dapat mempengaruhi hukum Amandemen Pertama dan regulasi perusahaan asing lainnya di AS.Q
Siapa yang dapat memberikan perpanjangan waktu untuk penjualan TikTok?A
Presiden dapat memberikan perpanjangan waktu satu kali selama tiga bulan untuk ByteDance melakukan penjualan TikTok.Q
Apa yang terjadi jika undang-undang TikTok ditegakkan?A
Jika undang-undang ditegakkan, ByteDance harus menjual TikTok atau menghentikan operasinya di pasar AS.