Courtesy of YahooFinance
Harga minyak naik menjelang data inflasi penting dari AS dan laporan bulanan dari OPEC yang akan memberikan gambaran tentang pasar. Harga minyak Brent diperdagangkan sekitar Rp 1.20 juta ($73) per barel, sementara West Texas Intermediate mendekati Rp 1.13 juta ($69) . Data indeks harga konsumen untuk bulan November akan dirilis, yang dapat memberikan petunjuk tentang kebijakan moneter Federal Reserve. Selain itu, pemerintah Biden sedang mempertimbangkan sanksi baru terhadap perdagangan minyak Rusia, yang bisa memperketat pasar dan meningkatkan harga.
Baca juga: Minyak Mempertahankan Kenaikan Besar Setelah Perlambatan Inflasi AS Meningkatkan Sentimen
Sejak pertengahan Oktober, harga minyak telah bergerak dalam kisaran sempit karena berbagai faktor, termasuk ketegangan di Timur Tengah dan ekspektasi surplus global. Namun, AS kini memprediksi akan ada defisit kecil pada tahun 2025. OPEC akan merilis laporan tentang pasokan dan permintaan, diikuti oleh laporan bulanan dari Badan Energi Internasional. Sementara itu, China akan memulai pertemuan tahunan untuk merencanakan kebijakan tahun depan, termasuk menetapkan target pertumbuhan untuk 2025.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada harga minyak menjelang data inflasi AS?A
Harga minyak naik menjelang data inflasi AS yang akan dirilis.Q
Apa yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintahan Biden terkait perdagangan minyak?A
Pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan sanksi baru terhadap perdagangan minyak Rusia.Q
Apa yang akan dirilis oleh OPEC dan IEA dalam waktu dekat?A
OPEC akan merilis laporan tentang pasokan dan permintaan, diikuti oleh IEA.Q
Bagaimana prediksi pasokan minyak AS untuk tahun 2025?A
AS kini memprediksi defisit kecil dalam pasokan minyak untuk tahun 2025.Q
Apa yang akan dibahas dalam rapat tahunan China?A
Rapat tahunan China akan membahas kebijakan pertumbuhan untuk tahun 2025.