Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

Raksasa Streaming Mengatur Strategi Distribusi Konten di Tengah Perubahan Pasar

Share

Perusahaan-perusahaan besar dalam industri streaming seperti Netflix dan Disney+ sedang merestrukturisasi strategi distribusi konten mereka. Dengan perubahan preferensi konsumen dan persaingan yang meningkat, langkah-langkah baru seperti adopsi podcast premium dan pengurangan layanan tertentu diambil untuk mempertahankan pangsa pasar dan meningkatkan keterlibatan pengguna.

22 Okt 2025, 06.09 WIB

Netflix Tegaskan Fokus Pada Pertumbuhan Organik dan Tolak Rumor Merger Warner Bros

Netflix Tegaskan Fokus Pada Pertumbuhan Organik dan Tolak Rumor Merger Warner Bros
Netflix baru-baru ini menanggapi spekulasi merger setelah Warner Bros. Discovery mengumumkan peninjauan opsi strategis, termasuk kemungkinan penjualan seluruh perusahaan. Ted Sarandos, co-CEO Netflix, menegaskan bahwa perusahaan tidak tertarik untuk memiliki jaringan media tradisional dan tetap setia dengan strategi pertumbuhan organik mereka. Saham Netflix turun sekitar 6% setelah rilis laporan kuartal ketiga yang menunjukkan hasil pendapatan dan laba yang di bawah ekspektasi Wall Street. Meskipun demikian, Netflix memberikan panduan positif untuk kuartal berikutnya dan tetap optimis dengan proyeksi pendapatan tahunan di kisaran 44,8 hingga 45,2 miliar dolar. Sarandos menjelaskan bahwa Netflix tetap waspada dan selektif dalam mengevaluasi peluang merger atau akuisisi. Mereka hanya akan mempertimbangkan peluang yang secara jelas dapat memperkuat portofolio hiburan dan mencapai tujuan strategis, dan tidak akan terburu-buru mengambil keputusan untuk akuisisi besar. Greg Peters, co-CEO lainnya, menganggap konsolidasi perusahaan besar di industri hiburan seperti Disney-Fox dan Amazon-MGM tidak mengubah secara signifikan persaingan di pasar. Fokus utama Netflix adalah meningkatkan kapabilitas mereka sehari-hari dalam produksi konten global dan mengintegrasikan teknologi terbaru. Netflix juga memanfaatkan kecerdasan buatan dan generative AI untuk membantu proses kreatif dan produksi konten mereka, tanpa menggantikan kreativitas manusia. Sarandos menekankan bahwa AI adalah alat bantu, bukan pengganti, dalam menceritakan kisah yang baik dan inovasi produk untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.
21 Okt 2025, 22.43 WIB

Netflix dan Spotify Bersatu Bawa Podcast Video ke Platform Streaming Global

Netflix dan Spotify Bersatu Bawa Podcast Video ke Platform Streaming Global
Netflix dan Spotify akan menggabungkan kekuatan mereka mulai awal 2026 untuk menampilkan podcast video Spotify di layanan Netflix di Amerika Serikat. Ini menandai sebuah kolaborasi unik antara dua raksasa streaming yang sebelumnya lebih fokus pada format konten yang berbeda—video untuk Netflix dan audio untuk Spotify. Podcast populer seperti The Bill Simmons Podcast dan The Rewatchables diperkirakan akan menjadi konten andalan bagi penonton Netflix, dengan akses yang juga akan diperluas ke pasar internasional secara bertahap. Dengan strategi ini, Netflix tidak hanya memperluas variasi kontennya tapi juga menawarkan pendekatan baru untuk menikmati podcast yang kini hadir dalam format video. Strategi ini juga memungkinkan Netflix memperluas liputan konten olahraga mereka secara cepat tanpa harus mengeluarkan dana besar seperti yang diperlukan dalam mendapatkan hak siar langsung pertandingan olahraga besar. Ini menjadi alternatif yang lebih ekonomis dengan memberi penonton akses ke konten terkait olahraga melalui podcast video. Batas antara format media audio dan video mulai kabur dan ini ditandai dengan Netflix yang mulai menyediakan podcast yang awalnya audio menjadi versi video, serta Spotify yang mulai mengembangkan konten video. Hal ini mencerminkan evolusi industri hiburan digital yang semakin fleksibel dan terbuka pada kolaborasi lintas format. Kemitraan ini bisa jadi awal dari tren baru kolaborasi antara platform streaming yang mampu mendorong pertumbuhan bisnis serta menciptakan ekosistem konten yang lebih beragam dan menarik bagi konsumen global di masa depan.
21 Okt 2025, 02.48 WIB

Pembatalan Langganan Disney+ dan Hulu Meningkat Usai Kontroversi Jimmy Kimmel

Pembatalan Langganan Disney+ dan Hulu Meningkat Usai Kontroversi Jimmy Kimmel
Pada bulan September, Disney+ dan Hulu menghadapi lonjakan pembatalan langganan yang signifikan. Hal ini terjadi setelah ABC, perusahaan induk Disney, memutuskan untuk menghentikan tayangan 'Jimmy Kimmel Live!' selama kurang dari sepekan, menyusul kritik atas komentar Jimmy Kimmel terkait kematian aktivis konservatif Charlie Kirk. Menurut data dari Antenna, perusahaan yang mengamati perilaku langganan streaming di Amerika Serikat, pembatalan mencapai angka 4,1 juta untuk Hulu dan 3 juta untuk Disney+. Churn rate atau tingkat pembatalan untuk Hulu naik dari 5% pada Agustus menjadi 10% pada September, sementara Disney+ meningkat dari 4% menjadi 8%. Meskipun demikian, jumlah pendaftaran baru untuk kedua layanan streaming tersebut meningkat pada bulan September jika dibanding dengan lima bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada reaksi negatif dari sebagian pelanggan, masih ada banyak konsumen yang tertarik mendaftar dan menggunakan layanan tersebut. Disney tidak memberikan komentar terkait data tersebut. Walt Disney Co. sendiri memiliki kendali atas Disney+, Hulu, dan ABC, yang menandakan bahwa kontroversi di satu sisi bisnis mereka dapat berdampak pada platform streamingnya. Hal ini memperlihatkan bagaimana dinamika eksternal seperti opini publik dan kritik sosial dapat mempengaruhi bisnis media digital. Kejadian ini memperlihatkan tantangan yang dihadapi penyedia layanan streaming dalam menjaga kepuasan pelanggan dan stabilitas jumlah pengguna, terutama ketika terjadi kontroversi yang mengundang perhatian publik luas. Meski begitu, pertumbuhan pendaftaran baru memberi sinyal bahwa pasar streaming masih kompetitif dan terus berkembang.

Baca Juga

  • Inisiatif Indonesia untuk Internet Super Cepat dan Terjangkau

  • AS Meningkatkan Teknologi Militer Nuklir untuk Mengimbangi Pengaruh Tiongkok

  • Nexperia Menghadapi Tantangan di Tengah Ketegangan Teknologi China-Belanda

  • Angkatan Laut AS Mengonversi Kapal Perang menjadi Kapal Selam Nuklir Canggih untuk Mengimbangi China

  • Nexperia Menghadapi Ketegangan Teknologi di Tengah Sengketa China-Netherlands yang Mengganggu Pasokan Chip Global