Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

AS - AS dan Sekutunya Meningkatkan Teknologi Militer Nuklir untuk Menghadapi China

Share

Amerika Serikat bersama sekutunya, termasuk Australia dan Italia, memperkuat kemampuan militer nuklir mereka sebagai upaya untuk menandingi kekuatan China. Kesepakatan besar dan proyek-proyek strategis sedang dijalankan untuk meningkatkan daya tahan dan kapabilitas pertahanan mereka.

22 Okt 2025, 20.15 WIB

US Navy Resmikan Kapal Selam USS Utah, Simbol Keunggulan Bawah Laut Modern

US Navy Resmikan Kapal Selam USS Utah, Simbol Keunggulan Bawah Laut Modern
Pada hari Sabtu, Angkatan Laut Amerika Serikat akan mengadakan upacara pencetusan kapal selam serang nuklir terbaru, USS Utah (SSN-801), di galangan kapal General Dynamics Electric Boat di Groton. Kapal selam ini merupakan bagian dari kelas Virginia yang dibangun dengan teknologi canggih dan harga sekitar 3,5 miliar dolar AS, menandai investasi besar dalam kekuatan bawah laut AS. Nama USS Utah akan hidup kembali setelah lebih dari 80 tahun sejak kapal perang dengan nama serupa, USS Utah (BB-31), tenggelam saat serangan Jepang di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Kini, kapal selam ini membawa nama bersejarah itu sebagai lambang keberlanjutan dan kekuatan di bidang angkatan laut. Kapal selam USS Utah dirancang untuk misi kompleks seperti berburu kapal selam dan kapal permukaan lawan, pengintaian dan pengawasan, mendukung operasi kelompok serang kapal induk, hingga peperangan ranjau bawah laut. Kapal ini juga membawa senjata seperti torpedo dan rudal Tomahawk serta sistem digital penginderaan canggih. Kelas Virginia sendiri adalah kapal selam bertenaga nuklir dengan panjang sekitar 377 kaki yang bisa bertambah menjadi 461 kaki dengan modul tambahan. Kapal ini juga dirancang sangat senyap, cepat, dan tahan lama, menggantikan kapal selam kelas Los Angeles yang mulai pensiun. Teknologi terbaru seperti photonics mast menggantikan periskop optik tradisional. Setelah upacara pencetusan, USS Utah akan menjalani uji coba laut dan pengujian akhir sebelum resmi masuk dinas aktif dengan kru lebih dari 130 personel. Keberadaan kapal selam ini menegaskan komitmen Angkatan Laut AS untuk mempertahankan dominasi bawah laut di tengah persaingan strategis global yang semakin ketat.
22 Okt 2025, 20.10 WIB

Italia Mulai Studi Kapal Induk Nuklir Baru dengan Teknologi Canggih 2026

Italia Mulai Studi Kapal Induk Nuklir Baru dengan Teknologi Canggih 2026
Italia berencana memulai studi pembangunan kapal induk bertenaga nuklir pada tahun 2026 sebagai bagian dari upaya modernisasi angkatan lautnya. Kapal induk ini tidak hanya akan menggunakan tenaga nuklir, tetapi juga dilengkapi dengan sistem teknologi tinggi seperti katapel elektromagnetik (EMALS) dan integrasi platform tak berawak. Kapal induk baru yang dikenal sebagai Portaerei di Nuova Generazione ini akan dirancang untuk mengoperasikan pesawat tempur generasi keenam, termasuk opsi menggunakan jet F-35C atau varian dari program Global Combat Air. Studi ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang hingga 2040 untuk meningkatkan kemampuan angkatan laut Italia. Penelitian dilakukan di bawah program Minerva dengan anggaran sebesar €2,1 juta dan melibatkan konsorsium perusahaan besar seperti Fincantieri dan beberapa universitas ternama. Fokus studi adalah pada penggunaan reaktor nuklir kompak yang aman dan ramah lingkungan agar kapal dapat berlabuh di pelabuhan sipil. Selain militer, perusahaan energi dan pertahanan Italia juga membentuk Nuclitalia untuk mengevaluasi teknologi reaktor modular kecil yang dapat dipakai untuk aplikasi sipil dan militer. Ini menunjukkan dorongan Italia untuk menguatkan keahlian nuklir domestik dari berbagai sisi. Jika sukses, kapal induk bertenaga nuklir ini akan meningkatkan kemampuan operasi jarak jauh armada Italia dan memperkuat peranannya sebagai negara dengan angkatan laut berteknologi maju, menghadapi tantangan keamanan regional di Laut Mediterania dan wilayah sekitarnya.
21 Okt 2025, 19.47 WIB

Pertemuan Albanese dan Trump Tegaskan Komitmen AUKUS Perkuat Kapal Selam Nuklir

Pertemuan Albanese dan Trump Tegaskan Komitmen AUKUS Perkuat Kapal Selam Nuklir
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bertemu langsung dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membahas kemajuan kerja sama pertahanan dalam kesepakatan trilateral AUKUS yang meliputi Australia, AS, dan Inggris. Pertemuan ini menegaskan komitmen AS untuk tetap mendukung pengadaan kapal selam nuklir untuk Australia. Trump menyatakan bahwa pembangunan kapal selam nuklir kelas Virginia sedang berlangsung dan bahwa proses penyerahan kapal selam bekas ke Australia akan dimulai pada awal 2030-an. Kerja sama ini dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan pertahanan Australia dan menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan Indo-Pasifik. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan produksi kapal selam nuklir oleh AS yang tidak cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan kedua negara. Untuk itu, Pentagon sedang melakukan peninjauan ulang agar produksi dapat dipercepat dan pengiriman kapal selam ke Australia tidak mengalami penundaan. Selain kapal selam, Australia juga menandatangani perjanjian multi-miliar dolar untuk memasok mineral kritis kepada AS, yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada China dalam komponen teknologi dan pertahanan. Trump juga mengimbau Australia untuk meningkatkan pengeluaran militernya demi mendukung kemitraan ini. Respons dari industri pertahanan Australia sangat positif, menyambut baik jaminan dari AS dan menganggap kesepakatan ini sebagai proyek jangka panjang yang menjanjikan banyak peluang. Pertemuan ini menegaskan dukungan kuat dari Washington untuk menjaga dan memperkuat sekutu di Indo-Pasifik.
21 Okt 2025, 07.15 WIB

AS dan Australia Kerjasama Besar Bangun Rantai Pasokan Mineral Kritis Bebas China

AS dan Australia Kerjasama Besar Bangun Rantai Pasokan Mineral Kritis Bebas China
Amerika Serikat dan Australia baru saja mengumumkan kesepakatan penting untuk meningkatkan proyek pengembangan mineral kritis dan tanah jarang. Tujuan utama dari kerjasama ini adalah mengurangi ketergantungan kedua negara pada China untuk bahan baku penting yang digunakan di berbagai industri, termasuk teknologi dan pertahanan. Kesepakatan tersebut mencakup investasi senilai hingga 8,5 miliar dolar yang akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek dalam pengembangan pengolahan mineral kritis. Dalam enam bulan pertama, lebih dari 3 miliar dolar akan dikeluarkan untuk mendukung proyek-proyek yang siap dijalankan segera, menunjukkan komitmen kuat kedua negara. Selain itu, Bank Ekspor-Impor AS akan mengeluarkan tujuh surat minat pendanaan dengan nilai lebih dari 2,2 miliar dolar yang berpotensi membuka total investasi hingga 5 miliar dolar. Banyak perusahaan besar seperti Alcoa terlibat dalam proyek ini, termasuk pembangunan fasilitas pengolahan gallium di Australia Barat. Kesepakatan ini juga merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh Amerika Serikat untuk membangun rantai pasokan mineral yang tidak tergantung pada China, terutama di tengah ketegangan dagang yang meningkat antara kedua negara. China baru-baru ini memperketat kontrol ekspor tanah jarang, yang meningkatkan kekhawatiran akan pasokan global. Presiden Donald Trump menegaskan pentingnya kesepakatan ini dan menyatakan bahwa dalam waktu satu tahun nanti, kedua negara akan memiliki pasokan mineral kritis dan tanah jarang yang melimpah. Kerjasama trilateral dengan Jepang juga direncanakan untuk membangun rantai pasokan bersama yang lebih kuat dan mandiri.

Baca Juga

  • Inisiatif Indonesia untuk Internet Super Cepat dan Terjangkau

  • AS Meningkatkan Teknologi Militer Nuklir untuk Mengimbangi Pengaruh Tiongkok

  • Nexperia Menghadapi Tantangan di Tengah Ketegangan Teknologi China-Belanda

  • Angkatan Laut AS Mengonversi Kapal Perang menjadi Kapal Selam Nuklir Canggih untuk Mengimbangi China

  • Nexperia Menghadapi Ketegangan Teknologi di Tengah Sengketa China-Netherlands yang Mengganggu Pasokan Chip Global