Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

Solusi Manajemen Kantor dan HR Berbasis AI Mengubah Operasi Bisnis

Share

Beberapa startup baru meluncurkan solusi berbasis AI untuk manajemen kantor dan HR, meningkatkan efisiensi dan produktivitas di lingkungan bisnis.

22 Okt 2025, 00.45 WIB

Codi Luncurkan Platform AI Pertama untuk Otomatisasi Manajemen Kantor

Codi Luncurkan Platform AI Pertama untuk Otomatisasi Manajemen Kantor
Codi adalah startup yang didukung oleh Andreessen Horowitz dan didirikan oleh Christelle Rohaut dan Dave Schuman pada tahun 2018. Awalnya, mereka fokus membantu perusahaan menemukan ruang kantor fleksibel dengan model marketplace dan membantu proses pindah tempat secara manual. Kini, mereka meluncurkan produk baru berupa platform manajemen kantor otomatis berbasis AI yang memungkinkan perusahaan mengelola logistik kantor seperti pengisian pantry dan layanan kebersihan tanpa perlu staf khusus. Produk beta diluncurkan pada Mei dan resmi diperkenalkan akhir tahun ini. Platform Codi diharapkan dapat mengurangi biaya administratif yang sangat tinggi, yang dapat mencapai setidaknya 80.000 dolar per tahun, serta menghemat waktu ratusan jam kerja setiap tahunnya bagi perusahaan. Banyak klien lama Codi yang beralih menggunakan platform AI ini, termasuk perusahaan ternama seperti TaskRabbit dan Northbeam. Codi juga berhasil mencapai pendapatan tahunan berulang sebanyak 100.000 dolar hanya dalam lima minggu sejak peluncuran beta. Dengan teknologi ini, Codi berkompetisi dengan perusahaan manajemen tradisional dan platform pengalaman kerja lain, menawarkan cara baru di mana kantor dapat berjalan secara mandiri tanpa beban logistik yang besar. Ini menunjukkan arah masa depan bagaimana kantor dan ruang kerja akan diotomatisasi penuh.
22 Okt 2025, 00.45 WIB

Codi Luncurkan Platform AI Pertama Otomatisasi Manajemen Kantor Fisik

Codi Luncurkan Platform AI Pertama Otomatisasi Manajemen Kantor Fisik
Codi adalah startup yang didukung oleh Andreessen Horowitz dan didirikan pada 2018 oleh Christelle Rohaut dan Dave Schuman. Awalnya, Codi berfokus sebagai marketplace yang membantu perusahaan menemukan ruang kantor fleksibel dan mengurus proses pindah kantor. Namun, perkembangan teknologi AI memungkinkan mereka mengembangkan produk yang lebih canggih untuk otomatisasi manajemen kantor. Dalam dunia kerja pasca pandemi, banyak perusahaan yang beralih ke model hybrid dan remote, menyebabkan peran manajer kantor berubah atau bahkan sering tidak ada. Manajemen kantor pun tetap menjadi pekerjaan manual yang memakan banyak waktu dan biaya, dengan estimasi lebih dari 80 ribu dolar AS per tahun untuk biaya administratif saja. Codi memanfaatkan teknologi AI untuk mengelola berbagai vendor dan kebutuhan kantor seperti stok pantry dan kebersihan secara otomatis. Dengan mengintegrasikan data yang ada, AI ini mampu mengambil alih tugas-tugas logistik yang selama ini dilakukan oleh staf manusia dengan cara yang lebih efisien dan hemat biaya. Setelah meluncurkan versi beta pada bulan Mei, Codi berhasil mencapai pendapatan tahunan berulang (ARR) sebesar 100 ribu dolar AS dalam waktu lima minggu. Saat ini, platform AI mereka telah digunakan oleh berbagai perusahaan seperti TaskRabbit dan Northbeam, yang sebelumnya adalah klien Codi sebagai marketplace ruang kantor. Codi membedakan diri dari kompetitor dengan fokus pada otomatisasi penuh dan penggantian tugas staf manajemen kantor dengan teknologi AI, yang membuat biaya pengelolaan lebih rendah dibandingkan mempekerjakan manajer kantor penuh waktu atau paruh waktu. Perusahaan ini mengusung visi agar kantor dapat berjalan secara mandiri seperti mobil yang bisa mengemudi sendiri.
22 Okt 2025, 00.00 WIB

Bagaimana HR Menjadi Kunci Sukses Transformasi AI di Perusahaan

Bagaimana HR Menjadi Kunci Sukses Transformasi AI di Perusahaan
Konferensi HR Tech 2025 menegaskan bahwa organisasi harus mengubah cara pandang mereka terhadap AI. AI tidak lagi cukup dilihat sebagai alat penghemat biaya, tapi sebagai pendorong pertumbuhan dan transformasi bisnis. HR memegang peran strategis dalam menyelaraskan AI dengan perencanaan tenaga kerja dan tujuan bisnis agar AI bisa memberi dampak nyata. Menurut laporan MIT, banyak proyek AI gagal karena kurangnya tujuan dan integrasi yang jelas. Namun masalahnya bukan teknologi AI itu sendiri, melainkan bagaimana organisasi mengelola dan menjalankan transformasi ini dengan melibatkan perencanaan yang matang dan kolaborasi lintas fungsi. Dalam keynote-nya, Josh Bersin memperkenalkan konsep 'superworker', di mana AI membantu dalam pekerjaan berulang seperti pencarian dan penyusunan draft, sementara manusia tetap mengerjakan hal-hal yang membutuhkan konteks dan penilaian. AI membantu meningkatkan produktivitas pekerja dan memungkinkan mereka fokus pada tugas bernilai lebih tinggi. Framework seperti Salesforce '4R Framework' dan tim inovasi tenaga kerja membantu HR dalam mendesain ulang peran, reskilling, redeploy, dan rebalancing sehingga staf dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi dan tetap produktif. HR juga bertanggung jawab memastikan penerapan AI sesuai dengan budaya dan strategi talenta perusahaan. Kolaborasi antar pimpinan dan fungsi pendukung sangat penting untuk mencapai efek multiplier dengan AI, yakni fokus pada inovasi dan pemecahan masalah kompleks. HR menjadi kunci dalam membangun tata kelola dan etika AI agar investasi teknologi ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan bukan sekadar menjadi statistik kegagalan.

Baca Juga

  • Inisiatif Indonesia untuk Internet Super Cepat dan Terjangkau

  • AS Meningkatkan Teknologi Militer Nuklir untuk Mengimbangi Pengaruh Tiongkok

  • Nexperia Menghadapi Tantangan di Tengah Ketegangan Teknologi China-Belanda

  • Angkatan Laut AS Mengonversi Kapal Perang menjadi Kapal Selam Nuklir Canggih untuk Mengimbangi China

  • Nexperia Menghadapi Ketegangan Teknologi di Tengah Sengketa China-Netherlands yang Mengganggu Pasokan Chip Global