
Para ilmuwan dari Tongji University di Shanghai melakukan penelitian untuk memahami mengapa naked mole-rats bisa hidup sangat lama, hingga 37 tahun, padahal ukurannya kecil. Mereka fokus pada protein yang terkait dengan perbaikan DNA, yang mereka temukan memiliki versi khusus pada tikus ini.
Penelitian ini menemukan bahwa versi modifikasi protein ini juga terdapat dalam tubuh manusia, dan saat diujicobakan pada lalat serta tikus, protein ini membantu mengurangi kerusakan genetik yang biasanya terjadi selama proses penuaan.
Hasilnya sangat menggembirakan karena tak hanya mengurangi kerusakan DNA, tapi juga memperpanjang umur lalat dan tikus tersebut. Ini menunjukkan potensi terapi baru yang bisa digunakan untuk memperbaiki kesehatan dan memperpanjang usia manusia.
Temuan ini diterbitkan secara resmi di jurnal ilmiah bergengsi Science pada tanggal 9 Oktober, menjadi bukti bahwa penelitian ini sudah melalui proses peer-review dan mendapat pengakuan dunia ilmiah.
Dengan terus dikembangkan, terapi yang terinspirasi dari mekanisme luar biasa naked mole-rats ini berpotensi menjadi langkah besar dalam dunia kedokteran untuk mengatasi penuaan dan penyakit terkait usia manusia.