Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Sampah Luar Angkasa yang Mempengaruhi Bumi Menimbulkan Kekhawatiran Global

Share

Beberapa insiden terkait sampah luar angkasa yang jatuh ke Bumi telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan dan publik. Kejadian ini mencakup jatuhnya sampah dari China yang membakar di atmosfer dan kekhawatiran tentang potensi kerusakan lebih lanjut terhadap infrastruktur penerbangan seperti kecelakaan kaca depan Boeing 737. Selain itu, investigasi terbaru mengungkapkan bahwa beberapa insiden yang awalnya dicurigai sebagai sampah luar angkasa ternyata merupakan balon cuaca.

27 Okt 2025, 21.05 WIB

Teknologi Pelindung Baru Space Armor Atasi Bahaya Sampah Antariksa

Teknologi Pelindung Baru Space Armor Atasi Bahaya Sampah Antariksa
Jumlah sampah antariksa di orbit Bumi rendah terus meningkat, mengancam keamanan satelit dan astronot. Fragmen kecil yang melaju sangat cepat dapat merusak peralatan penting, menyebabkan kerugian besar bagi misi luar angkasa. Oleh karena itu, solusi pelindung yang efektif sangat diperlukan. Atomic-6, perusahaan bahan di Marietta, Georgia, memperkenalkan Space Armor tiles, yaitu panel komposit yang dirancang untuk menahan tabrakan dengan kecepatan sangat tinggi. Panel ini lebih ringan, tipis, dan dapat dipasang langsung pada bagian satelit tanpa menghalangi komunikasi radio. Teknologi ini menawarkan dua pilihan produk: versi ringan yang melindungi dari puing kecil hingga 3 mm, dan versi lebih berat yang bisa melindungi dari objek hingga 12,5 mm. Kedua varian ini mampu mengurangi fragmentasi yang biasanya terjadi pada pelindung tradisional. Space Armor dibuat dari bahan polymer komposit khusus yang memungkinkan sinyal radio tetap tembus, berbeda dengan pelindung yang menggunakan lapisan logam yang menghalangi komunikasi. Keunggulan ini sangat penting bagi operasi satelit dan stasiun luar angkasa yang membutuhkan komunikasi konstan. Dengan memperkenalkan pelindung inovatif ini, Atomic-6 berkontribusi pada pengurangan sampah antariksa secara keseluruhan, mendukung keamanan dan keberlanjutan aktivitas luar angkasa di masa depan, terutama saat jumlah satelit di orbit diperkirakan terus meningkat pesat.
22 Okt 2025, 11.13 WIB

Sampah Roket China Jatuh di Australia: Ancaman Sampah Antariksa Nyata

Sampah Roket China Jatuh di Australia: Ancaman Sampah Antariksa Nyata
Sebuah benda misterius jatuh dari langit dan ditemukan di pasir Pilbara, Australia Barat. Benda tersebut telah terbakar dan diduga bagian dari sampah antariksa yang berasal dari roket China. Penemuan ini menarik perhatian berbagai instansi pemerintah untuk melakukan penyelidikan. Objek itu ditemukan oleh pekerja tambang sekitar 30 kilometer dari kota Newman pada tanggal 18 Oktober 2025. Setelah dilakukan penyelidikan, benda tersebut diperkirakan berasal dari roket Jieling yang diluncurkan China pada bulan September tahun yang sama. Instansi seperti Kepolisian Australia Barat, Badan Luar Angkasa Australia, serta Layanan Pemadam Kebakaran dan Darurat turut turun tangan dalam penyelidikan, memastikan kondisi dan asal usul objek tersebut secara menyeluruh. Fenomena jatuhnya sampah antariksa sebenarnya jarang terjadi, mengingat ada banyak kebijakan untuk mengendalikan puing-puing satelit dan roket saat memasuki atmosfer. Namun, sebagian kecil puing tetap bisa mencapai permukaan bumi secara utuh dan berpotensi membahayakan. Sebelumnya, sampah antariksa roket Long March 5B milik China juga pernah jatuh di Indonesia pada tahun 2022. Kejadian serupa ini menunjukkan bahwa perlunya perhatian lebih terhadap pengelolaan puing antariksa global yang semakin meningkat.
22 Okt 2025, 07.00 WIB

Fragmen Meteor Langka dari Sisi Jauh Bulan Ungkap Sejarah Tata Surya

Fragmen Meteor Langka dari Sisi Jauh Bulan Ungkap Sejarah Tata Surya
Baru-baru ini, para ilmuwan berhasil menemukan kepingan kecil meteor langka dalam sampel batu dari sisi jauh Bulan yang dikirimkan misi Chang'e-6 China. Fragmen ini bukan berasal dari Bulan, melainkan dari asteroid yang usianya lebih tua dari tata surya itu sendiri, memberikan petunjuk baru tentang masa lalu alam semesta kita. Misi Chang'e-6 merupakan misi pertama yang mengambil dan membawa sampel dari sisi jauh Bulan, tepatnya di Kawasan Kutub Selatan–Aitken, sebuah kawah besar yang dianggap terbentuk akibat tabrakan asteroid sekitar 4 miliar tahun lalu. Ini memberikan peluang baru untuk mempelajari batuan dan fragmen yang belum pernah diakses sebelumnya. Awalnya fragmen ini diduga berasal dari mantel Bulan, namun analisis mendalam terhadap kadar besi, mangan, dan zinc dalam sampel serta perbandingan isotop oksigen mengungkapkan bahwa fragmen itu justru berasal dari material asteroid yang predatanya jauh lebih tua. Dengan menggunakan teknik pengukuran isotop oksigen yang seperti sidik jari manusia, para ilmuwan bisa menentukan asal usul fragmen tersebut. Pendekatan ini membantu memecahkan misteri tentang bagaimana asteroid membawa senyawa penting seperti air ke Bumi dan Bulan pada masa lampau. Penemuan ini membawa harapan untuk penelitian lebih lanjut yang dapat membuka lebih banyak rahasia sejarah tata surya dan peran asteroid dalam menyebarkan bahan penyusun kehidupan ke planet. Eksplorasi sisi jauh Bulan kini menjadi sangat penting untuk diprioritaskan.
21 Okt 2025, 13.53 WIB

Balon Cuaca Diduga Sebabkan Pendaratan Darurat Pesawat United Airlines

Balon Cuaca Diduga Sebabkan Pendaratan Darurat Pesawat United Airlines
Sebuah pesawat United Airlines yang sedang terbang dari Denver ke Los Angeles mengalami pendaratan darurat di Salt Lake City setelah bagian kaca depan pesawatnya retak akibat benturan benda asing. Peristiwa ini terjadi ketika pesawat berada pada ketinggian 36.000 kaki dan menyebabkan salah satu pilot terluka ringan. Awalnya, teori tentang benda yang menghantam kaca pesawat meliputi kemungkinan puing antariksa atau burung yang terbang tinggi. Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, WindBorne Systems, perusahaan yang mengembangkan balon cuaca pintar berdurasi lama, menyatakan balonnya mungkin terlibat dalam kecelakaan ini. WindBorne Systems segera menginformasikan temuan awal kepada otoritas penerbangan Amerika Serikat, yakni FAA dan NTSB, dan sedang melakukan investigasi bersama untuk mengetahui lebih dalam apa yang terjadi. Perusahaan juga sudah melakukan tindakan untuk mengurangi waktu balonnya berada di ketinggian antara 30.000 hingga 40.000 kaki. Selain itu, perusahaan mempercepat pengembangan teknologi agar balonnya bisa secara otomatis menghindari pesawat, bahkan jika pesawat berada pada ketinggian yang tidak standar. Mereka juga mendesain perangkat keras baru untuk mengurangi kekuatan dan konsentrasi benturan jika terjadi tabrakan. Walaupun insiden ini menyebabkan kerusakan pada kaca pesawat dan luka ringan pada pilot, seluruh penumpang tetap dalam kondisi aman tanpa korban jiwa. Investigasi resmi masih dilakukan dengan melibatkan analisis mendalam terhadap kerusakan kaca oleh NTSB.
20 Okt 2025, 19.20 WIB

Sampah Roket China Jatuh di Australia, Ancaman Puing Antariksa Terulang

Sampah Roket China Jatuh di Australia, Ancaman Puing Antariksa Terulang
Sebuah objek misterius jatuh dari langit di wilayah Pilbara, Australia Barat, tepatnya sekitar 30 kilometer dari kota Newman. Objek ini ditemukan oleh pekerja tambang pada tanggal 18 Oktober 2025. Pemerintah Australia segera menanggapi dengan mengirimkan tim investigasi yang melibatkan beberapa instansi seperti kepolisian, Badan Luar Angkasa, dan Layanan Pemadam Kebakaran. Setelah dilakukan pemeriksaan awal, objek tersebut diduga berasal dari puing wahana luar angkasa, lebih tepatnya bagian dari roket Jieling yang diluncurkan oleh China pada bulan September tahun yang sama. Objek ini terbuat dari serat karbon dan diduga merupakan bagian dari tangki roket atau wadah tekanan yang dibungkus bahan komposit. Penting untuk diketahui bahwa puing luar angkasa yang masih utuh setelah jatuh ke bumi sangat jarang terjadi. Kebanyakan roket dan satelit yang memasuki atmosfer akan terbakar dan hancur karena suhu sangat tinggi. Namun, karena mayoritas bumi adalah lautan, sisa puing biasanya jatuh di perairan sehingga jarang membahayakan manusia atau properti. Peristiwa ini mengingatkan pada insiden sebelumnya di Indonesia pada tahun 2022 ketika puing roket Long March 5B milik China jatuh di wilayah Kalimantan Barat. Roket ini merupakan bagian penting dari misi antariksa China yang membawa modul sains ke stasiun ruang angkasa Tiangong. Kejadian ini menjadi pengingat bagi dunia bahwa kegiatan luar angkasa modern membawa risiko sampah antariksa yang dapat berdampak pada keselamatan di bumi. Upaya regulasi, pengawasan, dan teknologi keamanan diperlukan untuk meminimalisir bahaya tersebut di masa depan.
20 Okt 2025, 19.15 WIB

Insiden Langka: Kaca Depan Kokpit Pesawat United Airlines Retak Saat Terbang

Pada tanggal 16 Oktober 2025, penerbangan United Airlines nomor 1093 dari Denver menuju Los Angeles menghadapi situasi darurat saat kaca depan kokpit pesawat Boeing 737 MAX 8 retak di ketinggian sekitar 36.000 kaki. Pesawat tersebut membawa 140 penumpang dan kru, sebelum akhirnya berhasil mendarat dengan aman di Bandara Internasional Salt Lake City. United Airlines mengonfirmasi kerusakan pada kaca depan multilapis tersebut dan langsung mengatur penerbangan pengganti untuk mengantar penumpang ke Los Angeles dengan penundaan sekitar enam jam. Tim pemeliharaan segera bertugas mengembalikan pesawat ke kondisi operasional, sementara penyelidikan resmi pun dimulai oleh NTSB. Gambar yang beredar menunjukkan kerusakan yang cukup parah dengan bekas hangus dan kontak lokal di bagian kanan atas kaca, memunculkan spekulasi adanya benturan benda luar angkasa seperti puing satelit atau meteor kecil. Namun, kondisi cuaca sepanjang rute yang dipenuhi aktivitas konvektif dan bekas hujan es di hidung pesawat menjadi dugaan lain yang masuk akal. Menurut laporan FAA 2023, risiko cedera akibat benturan puing ruang angkasa sangat rendah, tetapi peningkatan satelit yang diluncurkan dunia menimbulkan kekhawatiran baru akan peningkatan bahaya tabrakan dan jatuhnya debris orbital ke atmosfer. Studi terbaru mengingatkan bahwa area dengan intensitas lalu lintas udara tinggi dapat terkena dampak signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Salah satu pilot mengalami luka ringan akibat pecahan kaca, namun berkat reaksi cepat kru, pendaratan darurat berlangsung tanpa insiden lanjut. NTSB terus mengumpulkan data untuk mengungkap penyebab retaknya kaca dan menetapkan langkah pencegahan ke depan, menjadikan kasus ini salah satu peristiwa penting dalam dunia penerbangan modern.

Baca Juga

  • Kemajuan Terkini dalam Komputasi Kuantum: Pencapaian Google dan Dampaknya pada Industri

  • Kemajuan dalam Fisika Teoritis: Wawasan Baru tentang Alam Dasar Alam Semesta

  • Sampah Luar Angkasa yang Mempengaruhi Bumi Menimbulkan Kekhawatiran Global

  • Implan Mata Berbasis AI Canggih Mengembalikan Penglihatan pada Pasien Buta

  • Kemajuan Penyimpanan Energi dan Mikrogrids Mendorong Revolusi Energi