Pada tahun 2011, saat melakukan penggalian untuk pembangunan universitas di Osijek, Kroasia, ditemukan tujuh kerangka lengkap di dalam sebuah sumur kuno. Sumur ini berada di wilayah bekas kota Romawi yang dulu dikenal sebagai Mursa, sebuah titik strategis dekat perbatasan militer Romawi.
Analisis ahli antropologi dari Zagreb menunjukkan bahwa ketujuh kerangka tersebut adalah tentara Romawi yang berusia muda hingga pertengahan umur. Kerangka-kerangka itu ditemukan dalam posisi acak, bahkan beberapa dengan posisi kepala terlebih dahulu, memberi indikasi bahwa mereka dibuang secara tidak hormat.
Para tentara ini mengalami berbagai luka, termasuk benturan pada bagian kepala, patah tulang rusuk, dan luka akibat senjata. Di samping itu, terdapat tanda-tanda bahwa mereka menderita infeksi saluran pernapasan bagian bawah sebelum meninggal, yang terlihat dari lapisan pembentukan tulang baru di kerangka mereka.
Penanggalan karbon dan sebuah koin Romawi yang ditemukan di dalam sumur menunjukkan bahwa kematian mereka terjadi sekitar paruh kedua abad ke-3 Masehi. Kematian massal ini diduga terkait langsung dengan Pertempuran Mursa tahun 260 M, sebuah pertempuran penting di masa Krisis Abad Ketiga yang mencatat perebutan kekuasaan sengit di Kekaisaran Romawi.
Analisis DNA dari tulang-tulang tersebut mengungkap keragaman genetik yang tinggi, yang konsisten dengan catatan sejarah bahwa tentara Romawi pada masa itu terdiri dari berbagai kelompok etnis seperti Sarmatia, Saxon, dan Gaul. Penemuan ini menegaskan karakter multietnis dari angkatan militer Romawi dan membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut di kuburan massal lain yang ditemukan di area yang sama.