
Nexperia China, cabang dari produsen chip Belanda, baru-baru ini mengeluarkan surat yang menyatakan bahwa mereka adalah entitas independen dan meminta karyawan mereka untuk hanya mengikuti instruksi dari manajemen lokal di China. Hal ini menjadi tanda adanya perpecahan dengan kantor pusat di Belanda yang ingin mengendalikan operasi perusahaan ini.
Dalam surat tersebut, Nexperia China menegaskan bahwa karyawan di semua cabangnya di China, seperti Dongguan, Shanghai, Beijing, Shenzhen, dan Wuxi, harus mengabaikan instruksi yang berasal dari kantor pusat Nexperia di Belanda jika ada perbedaan. Surat itu juga menjelaskan bahwa gaji karyawan dibayarkan oleh entitas lokal di China, bukan Belanda.
Konflik ini muncul setelah pemerintah Belanda mengambil alih kendali manajemen Nexperia dan menyingkirkan CEO asal China karena alasan keamanan nasional. Belanda khawatir bahwa pemilik China, Wingtech Technology, memiliki rencana untuk memindahkan operasi manufaktur dari Eropa ke China.
Ketegangan ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga terkait dengan kekhawatiran geopolitik dan keamanan nasional yang memengaruhi bagaimana perusahaan teknologi global beroperasi. Perselisihan ini mencerminkan benturan kepentingan antara aturan dan kebijakan pemerintah yang berbeda di dua negara besar tersebut.
Ke depan, perseteruan ini dapat mengakibatkan separasi operasi yang lebih jelas antara Nexperia di China dan Belanda, sehingga berpotensi mengganggu rantai pasok global dan menimbulkan ketidakpastian bagi karyawan serta investor. Hal ini juga memberikan gambaran bagaimana konflik geopolitik mempengaruhi sektor teknologi secara langsung.