Fokus
Bisnis

Nexperia Menghentikan Gaji dan Akses Sistem untuk Karyawan Tiongkok di Tengah Konflik

Share

Nexperia menghentikan pembayaran gaji dan akses sistem bagi karyawan di Tiongkok akibat perselisihan yang sedang berlangsung, menyebabkan kekhawatiran di kalangan pekerja tentang masa depan mereka.

23 Okt 2025, 16.52 WIB

Ketegangan Belanda-China soal Nexperia Mempercepat Krisis Pemisahan Teknologi Global

Ketegangan Belanda-China soal Nexperia Mempercepat Krisis Pemisahan Teknologi Global
Belanda baru-baru ini mengambil langkah luar biasa dengan menggunakan undang-undang yang jarang dipakai bernama 'Goods Availability Act' untuk mengambil alih kendali perusahaan teknologi Nexperia. Langkah ini merupakan bentuk intervensi pemerintah yang jarang terjadi dan mengingatkan pada tindakan-tindakan zaman Perang Dingin. Pemerintah China merespons dengan cepat dan keras. Mereka memberlakukan pembatasan ekspor pada operasi Nexperia yang ada di China. Respons ini meningkatkan ketegangan antara Belanda dan China dan memperparah kondisi pemisahan teknologi antara negara Barat dan China. Untuk membahas isu ini dengan lebih mendalam, South China Morning Post (SCMP) mengadakan webinar bertajuk 'Behind the Nexperia crisis and China-Netherlands tech tensions'. Acara ini menghadirkan jurnalis investigatif dari Belanda, Marc Hijink, dan beberapa pakar dari SCMP yang mengulas sudut pandang dari Eropa, China, dan aspek teknologi. Diskusi panel dalam webinar ini membahas bagaimana kebijakan ini merupakan bagian dari dorongan Uni Eropa untuk meraih kemandirian strategis di bidang teknologi. Mereka juga menyoroti reaksi perusahaan dan kemungkinan langkah berikutnya dari Beijing yang berupaya melindungi kepentingan nasionalnya. Peristiwa ini menjadi indikator penting bagaimana geopolitik dan teknologi semakin saling terkait. Ketegangan akan terus berlanjut dan mungkin menandai babak baru dalam sejarah pemisahan teknologi global, dengan dampak luas bagi ekonomi dan kebijakan internasional.
23 Okt 2025, 15.40 WIB

Perselisihan Nexperia antara Kantor Pusat dan Anak Perusahaan China Mengancam Rantai Pasok

Perselisihan Nexperia antara Kantor Pusat dan Anak Perusahaan China Mengancam Rantai Pasok
Nexperia, perusahaan chip asal Belanda, tengah mengalami konflik antara kantor pusatnya dan entitas anak perusahaan yang berbasis di Shanghai, China. Perselisihan ini terjadi karena adanya tuduhan dari sisi China bahwa kantor pusat menyebarkan informasi yang tidak benar kepada pelanggan mereka. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah beruntun yang mungkin berdampak pada kestabilan produksi dan distribusi produk chip yang sangat penting di seluruh dunia. Nexperia (Shanghai), sebagai salah satu entitas yang beroperasi di bawah Nexperia Belanda, secara terbuka menyatakan bahwa mereka beroperasi secara mandiri dan mematuhi hukum di China. Mereka memastikan bahwa kualitas produk tetap terjaga dan pelanggan tetap menjadi prioritas utama meskipun terjadi konflik internal. Hal ini diselewengkan sebagai dorongan untuk membuktikan bahwa operasi mereka tidak terganggu meskipun ada perbedaan dengan kantor pusat. Dalam surat yang disampaikan kepada karyawan dan diposting di WeChat, Nexperia China mengklaim bahwa mereka akan mengabaikan instruksi dari kantor pusat jika bertentangan dengan kepentingan atau hukum lokal. Mereka juga menuduh kantor pusat telah terus mengabaikan hak-hak hukum mereka dan berusaha mengganggu aktivitas normal perusahaan. Ini menandai sebuah titik ketegangan yang signifikan dalam hubungan mereka. Situasi antara kantor pusat dan anak perusahaan ini bukan hanya berdampak pada internal perusahaan, tapi juga berpotensi mengganggu rantai pasok global yang sangat bergantung pada produk chip dari Nexperia. Apabila ada konflik berkepanjangan, efeknya bisa dirasakan oleh banyak perusahaan di berbagai sektor yang menggunakan chip untuk produknya, khususnya selama periode ketidakpastian geopolitik dan perdagangan saat ini. Kesimpulannya, ketegangan ini menjadi peringatan penting tentang bagaimana perusahaan multinasional harus mengelola hubungan antar regional secara hati-hati dan transparan. Konsumen dan pelanggan juga dapat merasa waspada terhadap potensi gangguan pasokan yang dapat terjadi akibat perselisihan internal ini.
22 Okt 2025, 09.16 WIB

Ketegangan China-Belanda Hantam Model Bisnis Global Chipmaker Nexperia

Ketegangan China-Belanda Hantam Model Bisnis Global Chipmaker Nexperia
Nexperia adalah perusahaan chip global yang memiliki fasilitas produksi di Eropa dan Asia, memproduksi chip untuk perusahaan besar seperti Apple, Tesla, dan Samsung. Namun, model bisnis mereka yang menggabungkan pengembangan di Eropa dan produksi di China menghadapi tantangan besar karena ketegangan politik. Pemerintah Belanda baru-baru ini mengambil alih manajemen Nexperia setelah perusahaan ini menjadi sasaran sanksi AS karena dimiliki oleh Wingtech Technology, sebuah perusahaan Cina yang masuk daftar hitam Washington. Langkah ini dibuat untuk mengamankan rantai pasokan dan kepatuhan terhadap aturan internasional. Sektor chip sangat rentan terhadap perubahan geopolitik, dan tindakan ini menimbulkan ketidakpastian dalam operasi produksi serta pengiriman produk. Nexperia memiliki jaringan luas dari laboratorium riset, kantor penjualan, dan fasilitas perakitan yang tersebar di berbagai negara yang kini harus beradaptasi dengan situasi baru. Para analis mengatakan bahwa model bisnis dengan pengembangan di satu region dan produksi di region lain yang berbeda kini menjadi 'tidak berkelanjutan'. Hal ini menuntut perusahaan untuk mencari solusi baru, termasuk memperluas fasilitas produksi ke lokasi lain yang tidak terkena sanksi dan membangun manajemen yang lebih independen. Kisah Nexperia menjadi contoh nyata dampak geopolitik terhadap industri teknologi tinggi global, menggambarkan pentingnya diversifikasi dan kesiapan menghadapi risiko yang berkembang di era persaingan global dan proteksionisme.
19 Okt 2025, 16.30 WIB

Konflik Nexperia China dan Belanda: Manajemen Lokal Tolak Arahan Kantor Pusat

Konflik Nexperia China dan Belanda: Manajemen Lokal Tolak Arahan Kantor Pusat
Nexperia China, cabang dari produsen chip Belanda, baru-baru ini mengeluarkan surat yang menyatakan bahwa mereka adalah entitas independen dan meminta karyawan mereka untuk hanya mengikuti instruksi dari manajemen lokal di China. Hal ini menjadi tanda adanya perpecahan dengan kantor pusat di Belanda yang ingin mengendalikan operasi perusahaan ini. Dalam surat tersebut, Nexperia China menegaskan bahwa karyawan di semua cabangnya di China, seperti Dongguan, Shanghai, Beijing, Shenzhen, dan Wuxi, harus mengabaikan instruksi yang berasal dari kantor pusat Nexperia di Belanda jika ada perbedaan. Surat itu juga menjelaskan bahwa gaji karyawan dibayarkan oleh entitas lokal di China, bukan Belanda. Konflik ini muncul setelah pemerintah Belanda mengambil alih kendali manajemen Nexperia dan menyingkirkan CEO asal China karena alasan keamanan nasional. Belanda khawatir bahwa pemilik China, Wingtech Technology, memiliki rencana untuk memindahkan operasi manufaktur dari Eropa ke China. Ketegangan ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga terkait dengan kekhawatiran geopolitik dan keamanan nasional yang memengaruhi bagaimana perusahaan teknologi global beroperasi. Perselisihan ini mencerminkan benturan kepentingan antara aturan dan kebijakan pemerintah yang berbeda di dua negara besar tersebut. Ke depan, perseteruan ini dapat mengakibatkan separasi operasi yang lebih jelas antara Nexperia di China dan Belanda, sehingga berpotensi mengganggu rantai pasok global dan menimbulkan ketidakpastian bagi karyawan serta investor. Hal ini juga memberikan gambaran bagaimana konflik geopolitik mempengaruhi sektor teknologi secara langsung.
18 Okt 2025, 16.30 WIB

Konflik Nexperia: Manajemen Eropa Tinggalkan Karyawan di China

Konflik Nexperia: Manajemen Eropa Tinggalkan Karyawan di China
Nexperia, perusahaan chip asal Belanda yang dimiliki oleh Wingtech Technology dari China, mengalami masalah serius dalam manajemen karena campur tangan pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda mencabut kendali CEO asal China dan mengambil alih perusahaan dengan alasan keamanan nasional, yang memicu keresahan di unit Nexperia di China. Akibat tindakan tersebut, unit Nexperia di China menerima pemberitahuan bahwa gaji karyawan akan dihentikan dan akses ke akun kerja mereka akan diblokir. Hal ini menimbulkan ketidakpastian dan kekecewaan besar di kalangan karyawan dan pelanggan lokal, yang merasa bahwa Eropa mulai meninggalkan pasar China. Wingtech Technology sebagai pemilik perusahaan membenarkan adanya pemblokiran akses akun kerja Nexperia China dan menyatakan bahwa sebagian akun sudah mulai dipulihkan. Namun, situasi ini memaksa unit di China harus mencari cara baru dengan membentuk rantai pasokan lokal agar tetap bisa memenuhi permintaan di pasar domestik. Pemerintah Belanda mengkhawatirkan kemungkinan pemindahan produksi chip dari Eropa ke China, yang menjadikan pengawasan dan intervensi dilakukan secara cepat. Namun langkah ini menimbulkan ketegangan yang tidak hanya berdampak pada manajemen perusahaan tapi juga operasi sehari-hari dan hubungan bisnis lintas negara. Kasus ini menyoroti betapa politik dan bisnis di industri teknologi tinggi, khususnya semikonduktor, sangat terkait satu sama lain. Dampaknya bisa memicu perubahan besar dalam strategi perusahaan global dan mempersulit kerja sama internasional di masa depan.