Courtesy of TechCrunch
Byju Raveendran, pendiri perusahaan teknologi pendidikan Byju's, mengakui bahwa ia telah melakukan kesalahan dalam mengelola perusahaannya. Dulu, Byju's bernilai Rp 361.79 triliun ($22 miliar) , tetapi sekarang nilainya dianggap "nol" setelah mengalami kesulitan keuangan. Raveendran menjelaskan bahwa perusahaan melakukan akuisisi agresif terhadap lebih dari dua puluh startup untuk memperluas pasar, tetapi hal ini menjadi masalah ketika pendanaan mengering pada tahun 2022. Banyak investor yang awalnya mendukung ekspansi ini kemudian menarik diri setelah pasar global mengalami penurunan akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Saat ini, Byju's sedang dalam proses kebangkrutan dan Raveendran tidak lagi mengendalikan perusahaan tersebut. Meskipun situasi sulit, ia tetap optimis bahwa Byju's dapat bangkit kembali. Ia menyatakan bahwa ia telah menginvestasikan semua yang dimilikinya ke dalam startup ini dan merasa tidak ada yang perlu ia hilangkan.