Courtesy of YahooFinance
Chevron Corp. berencana untuk memperlambat pertumbuhan produksi di ladang minyak terbesar di AS, yaitu Permian Basin, pada tahun depan. Mereka akan mengurangi pengeluaran modal menjadi antara Rp 74.00 triliun ($4,5 miliar) hingga Rp 82.22 triliun ($5 miliar) , yang merupakan penurunan sekitar 10%. Meskipun Chevron masih berencana untuk meningkatkan produksi, laju pertumbuhannya akan jauh lebih lambat dibandingkan dengan peningkatan 15% per tahun sejak 2021. Hal ini menjadi tantangan bagi Presiden terpilih Donald Trump yang ingin meningkatkan produksi energi AS.
Perlambatan ini juga menjadi kabar baik bagi Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang berjuang untuk mengatasi kelebihan pasokan minyak yang telah menekan harga minyak turun 18% sejak April. Chevron berharap untuk meningkatkan arus kas bebasnya dan lebih fokus pada keuntungan daripada hanya meningkatkan produksi. Sementara itu, perusahaan lain seperti Exxon Mobil juga memprediksi perlambatan dalam produksi minyak AS di tahun-tahun mendatang.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa rencana Chevron untuk produksi minyak di Permian Basin?A
Chevron berencana untuk memperlambat pertumbuhan produksi minyak di Permian Basin dengan mengurangi belanja modal.Q
Mengapa Donald Trump menghadapi tantangan dalam meningkatkan produksi energi AS?A
Donald Trump menghadapi tantangan karena perusahaan-perusahaan lebih memilih untuk fokus pada keuntungan daripada meningkatkan produksi.Q
Apa dampak dari pengurangan produksi minyak Chevron terhadap OPEC?A
Pengurangan produksi minyak Chevron diharapkan menjadi kabar baik bagi OPEC yang berjuang mengendalikan kelebihan pasokan minyak.Q
Bagaimana proyeksi Exxon Mobil mengenai produksi minyak di AS?A
Exxon Mobil memprediksi perlambatan dalam produksi minyak AS dalam beberapa tahun mendatang karena fokus pada profit.Q
Apa yang diharapkan dari proyek Tengiz yang melibatkan Chevron?A
Proyek Tengiz diharapkan dapat meningkatkan kas bebas Chevron meskipun mengalami penundaan dan pembengkakan biaya.