Courtesy of InterestingEngineering
Penelitian terbaru dari Universitas Linköping (LiU) menemukan prinsip desain baru yang dapat menghilangkan penggunaan bahan kimia beracun dalam pembuatan sel surya organik. Selama ini, proses pembuatan sel surya organik menggunakan pelarut beracun yang dapat merusak lingkungan, sehingga menghambat adopsi luas teknologi ini. Dengan memahami bentuk dan interaksi molekul dalam sel surya organik, para peneliti berhasil mengidentifikasi pelarut ramah lingkungan yang dapat digunakan, bahkan berusaha untuk menggunakan air sebagai pelarut utama.
Sel surya organik semakin populer karena biaya produksinya yang rendah dan fleksibilitasnya, serta mampu mengubah sekitar 20% sinar matahari menjadi listrik. Namun, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti klorobenzena dan kloroform dalam proses pembuatan menjadi masalah besar. Dengan metode baru yang tidak menggunakan racun, para peneliti berharap dapat memproduksi sel surya yang lebih efisien dan ramah lingkungan, yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan energi dunia yang terus meningkat dan mengatasi perubahan iklim.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diidentifikasi oleh para peneliti di Linköping University terkait sel surya organik?A
Para peneliti di Linköping University mengidentifikasi prinsip desain baru yang dapat menghilangkan penggunaan bahan kimia beracun dalam pembuatan sel surya organik.Q
Mengapa penggunaan bahan kimia beracun menjadi masalah dalam pembuatan sel surya organik?A
Penggunaan bahan kimia beracun menjadi masalah karena dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan pekerja di pabrik.Q
Apa tujuan utama dari penelitian yang dilakukan oleh tim LiU?A
Tujuan utama dari penelitian yang dilakukan oleh tim LiU adalah untuk mengembangkan sel surya organik yang efisien dan ramah lingkungan.Q
Solvent apa yang diharapkan dapat digunakan dalam proses pembuatan sel surya organik?A
Tim LiU berharap dapat menggunakan air sebagai solvent dalam proses pembuatan sel surya organik.Q
Di mana temuan penelitian ini dipublikasikan?A
Temuan penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Energy.