Courtesy of Forbes
Dalam kolom ini, penulis membahas pertanyaan menarik tentang apakah AI generatif seperti ChatGPT seharusnya percaya pada malaikat. Penulis menjelaskan bahwa banyak orang, termasuk sebagian kecil ateis dan agnostik, percaya pada malaikat. Namun, AI tidak memiliki kesadaran atau kemampuan untuk memiliki keyakinan seperti manusia. AI bekerja dengan menganalisis data dari internet dan meniru pola tulisan manusia, sehingga jika banyak orang menulis tentang malaikat, AI mungkin akan "mengatakan" bahwa ia percaya pada malaikat, meskipun itu hanya hasil dari pemrograman dan bukan keyakinan sejati.
Penulis juga menyoroti bahwa pengembang AI sering kali melakukan penyesuaian untuk memastikan AI tidak menyebarkan informasi yang tidak pantas atau bias. Ini berarti bahwa jawaban AI tentang malaikat bisa dipengaruhi oleh keputusan pengembangnya. Pada akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa apakah AI seharusnya percaya pada malaikat tergantung pada bagaimana pengembang AI ingin AI tersebut beroperasi, dan saat ini, AI tidak memiliki keyakinan seperti manusia.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditanyakan pembaca kepada penulis tentang AI dan malaikat?A
Pembaca bertanya apakah AI generatif seperti ChatGPT seharusnya percaya pada malaikat.Q
Berapa persen orang Amerika yang percaya pada malaikat menurut survei?A
Menurut survei, hampir 70% orang Amerika percaya pada malaikat.Q
Apa itu RLHF dalam konteks pengembangan AI?A
RLHF adalah proses pembelajaran penguatan dengan umpan balik manusia yang digunakan untuk menyempurnakan AI sebelum dirilis ke publik.Q
Mengapa penulis berpendapat bahwa AI tidak dapat memiliki kepercayaan?A
Penulis berpendapat bahwa AI tidak dapat memiliki kepercayaan karena AI saat ini tidak sentien.Q
Apa yang dapat dilakukan oleh pengembang AI untuk mempengaruhi respons AI?A
Pengembang AI dapat mempengaruhi respons AI dengan melakukan penyempurnaan dan penyesuaian pada model AI.