Kejatuhan Byju: Startup Edtech India Terjerat Kasus Hukum Rp17 Triliun
Courtesy of CNBCIndonesia

Kejatuhan Byju: Startup Edtech India Terjerat Kasus Hukum Rp17 Triliun

Menginformasikan kejatuhan startup edtech Byju yang pernah sangat berharga, serta menjelaskan kasus hukum besar yang sedang dihadapi oleh pendiri dan perusahaan tersebut, sekaligus menggambarkan dampaknya pada masa depan Byju dan industri startup.

24 Nov 2025, 15.45 WIB
173 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Byju menghadapi masalah serius yang mengarah pada kebangkrutan dan tuntutan hukum.
  • Raveendran, pendiri Byju, berencana untuk mengajukan banding dan menuntut balik terhadap kreditur.
  • Proses penjualan Byju diawasi oleh pengadilan dengan penawar awal seperti Manipal Education dan Medical Group.
Jakarta, Indonesia - Byju, startup pendidikan berbasis teknologi yang pernah mencapai valuasi 22 miliar dolar AS, kini menghadapi masalah besar terkait kasus hukum dan kebangkrutan di Amerika Serikat. Pendiri sekaligus CEO-nya, Byju Raveendran, diperintahkan oleh pengadilan untuk membayar lebih dari 1 miliar dolar AS akibat dugaan penghilangan dana.
Kasus ini bermula dari gugatan pemberi pinjaman yang mengklaim dana pinjaman sebesar 533 juta dolar AS hilang setelah dipinjamkan kepada unit Byju di AS. Raveendran dan istrinya membantah tuduhan tersebut dan menuding pemberi pinjaman berusaha membajak perusahaan secara paksa.
Hakim Delaware menemukan bahwa Raveendran mengabaikan perintah pengadilan dan tidak memberikan jawaban yang jelas terkait dana yang hilang. Sanksi harian sempat diterapkan, namun belum dibayar, dan sidang lanjutan tetap menuntut tanggung jawab atas dana tersebut.
Byju kini juga sedang dalam proses penjualan yang diawasi pengadilan di India, dengan penawaran dari kelompok pendidikan besar dan perusahaan teknologi pendidikan lain seperti Manipal Education dan UpGrad. Hal ini terjadi di tengah upaya restrukturisasi perusahaan demi menjaga kelangsungan bisnis.
Meski dihadapkan dengan banyak masalah, Raveendran dan tim hukumnya berencana untuk mengajukan banding atas putusan pengadilan dan melakukan gugatan balik terhadap para pemberi pinjaman. Kasus ini menjadi peringatan bagi startup teknologi dalam manajemen dana dan transparansi kepada investor.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251124132629-37-688000/startup-rp-367-triliun-sekarang-harganya-nol-begini-nasib-ceo

Analisis Ahli

J. Michael McNutt
"Putusan pengadilan AS dianggap mengabaikan fakta relevan dan pengacara Raveendran menilai proses hukum tidak adil karena tidak memberikan kesempatan yang memadai untuk pembelaan."

Analisis Kami

"Kasus Byju mencerminkan risiko besar di dunia startup teknologi, terutama dalam pengelolaan keuangan dan transparansi kepada investor dan pemberi pinjaman. Kebangkrutan ini bisa menjadi peringatan bagi startup lain untuk meningkatkan tata kelola dan integritas dalam pengelolaan dana."

Prediksi Kami

Byju kemungkinan akan menghadapi proses hukum yang berlarut-larut dan mengalami restrukturisasi atau akuisisi oleh perusahaan lain, sementara pendirinya akan terus berjuang secara hukum untuk mempertahankan reputasi dan kewajiban hukumnya.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi dengan valuasi Byju?
A
Valuasi Byju pernah mencapai US$22 miliar, tetapi sekarang tidak ada harganya karena masalah keuangan.
Q
Siapa yang menggugat Byju Raveendran dan mengapa?
A
Byju Raveendran digugat oleh sekelompok pemberi pinjaman AS yang dipimpin oleh GLAS Trust karena hilangnya dana pinjaman.
Q
Apa yang menjadi alasan putusan pengadilan terhadap Raveendran?
A
Putusan pengadilan menyatakan bahwa Raveendran mengabaikan perintah pengadilan dan memberikan tanggapan yang tidak lengkap terkait hilangnya dana.
Q
Apa rencana Raveendran setelah putusan pengadilan?
A
Raveendran berencana untuk mengajukan banding atas putusan tersebut dan juga berencana mengajukan gugatan kepada GLAS Trust.
Q
Siapa saja investor yang mendukung Byju?
A
Investor yang mendukung Byju termasuk Tiger Global, Chan Zuckerberg Initiative, dan Prosus.