BMKG Deteksi Dua Bibit Siklon Tropis, Waspadai Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi
Courtesy of CNBCIndonesia

BMKG Deteksi Dua Bibit Siklon Tropis, Waspadai Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi

Memberikan informasi dan peringatan dini kepada masyarakat tentang potensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi akibat keberadaan dua bibit siklon tropis di perairan Indonesia, guna mendukung tindakan mitigasi dan menjaga keselamatan.

17 Nov 2025, 09.15 WIB
149 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • BMKG memantau dua bibit siklon tropis yang dapat menyebabkan cuaca ekstrem di Indonesia.
  • Bibit siklon 97S dan 98S dapat menyebabkan hujan lebat dan angin kencang di beberapa wilayah.
  • Masyarakat dan nelayan diimbau untuk waspada terhadap potensi cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Indonesia, Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengawasi dua bibit siklon tropis yang terdeteksi di dekat wilayah perairan Indonesia. Bibit siklon ini telah terpantau oleh Tropical Cyclone Center (TCWC) dan dapat mempengaruhi kondisi cuaca di sejumlah daerah di Indonesia.
Bibit siklon pertama, 97S, berada di sekitar 11.8°LS dan 120.8°BT dengan kecepatan angin maksimum mencapai 25 knot atau sekitar 46 km/jam. Sistem ini berpotensi menyebabkan hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) serta hujan sedang hingga lebat di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan NTB.
Selain hujan deras, daerah NTT dan NTB juga berisiko mengalami angin kencang yang dapat menyebabkan gelombang laut mencapai ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter di perairan Samudra Hindia selatan Jawa sampai NTT dan beberapa perairan lainnya hingga tanggal 16 November 2025.
Bibit siklon kedua, 98S, berlokasi di sekitar 8.2°LS dan 101.4°BT dengan kecepatan angin 20 knot atau 37 km/jam. Wilayah terdampak termasuk Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat yang diperkirakan mengalami hujan sedang hingga lebat serta angin kencang di beberapa daerah. Gelombang di perairan sekitar juga diyakini dapat mencapai kategori tinggi di beberapa zona.
BMKG menegaskan bahwa meski kedua bibit siklon ini memiliki peluang rendah untuk menjadi siklon tropis yang kuat, masyarakat terutama yang tinggal dan beraktivitas di pesisir dan laut agar tetap waspada. Pemantauan akan terus dilakukan untuk memberikan informasi dan mitigasi bencana secara tepat waktu.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251117084758-37-685726/siklon-tropis-dekati-ri-bmkg-ramal-hujan-sangat-lebat-di-wilayah-ini

Analisis Ahli

Andri Ramdhani
"BMKG melalui TCWC Jakarta akan terus memantau bibit siklon untuk memberikan informasi akurat demi tindakan mitigasi cepat dan tepat, mengingat potensi gelombang tinggi yang dapat membahayakan aktivitas kelautan."

Analisis Kami

"Meski peluang kedua bibit siklon ini untuk berkembang menjadi siklon tropis kuat masih rendah, kewaspadaan harus tetap dijaga karena pergerakan cuaca ekstrem dapat berubah cepat. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi terutama di zona pesisir dan laut selatan."

Prediksi Kami

Jika kondisi cuaca memburuk, wilayah sekitar seperti NTT, NTB, dan pesisir barat Sumatra berpotensi mengalami hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi yang dapat mengganggu aktivitas transportasi laut dan keselamatan masyarakat pesisir.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terdeteksi oleh BMKG terkait cuaca ekstrem di Indonesia?
A
BMKG mendeteksi dua bibit siklon tropis yang berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem.
Q
Apa nama dua bibit siklon tropis yang terpantau BMKG?
A
Dua bibit siklon tropis yang terpantau adalah 97S dan 98S.
Q
Di mana lokasi pusat bibit siklon 97S dan 98S?
A
Pusat bibit siklon 97S berada di sekitar 11.8°LS dan 120.8°BT, sedangkan 98S di 8.2°LS dan 101.4°BT.
Q
Apa dampak yang diperkirakan akibat bibit siklon 97S di NTT?
A
Dampak yang diperkirakan adalah potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat di NTT.
Q
Apa yang disarankan BMKG kepada masyarakat dan nelayan terkait potensi cuaca ekstrem?
A
BMKG menyarankan masyarakat, khususnya nelayan, untuk waspada terhadap potensi peningkatan tinggi gelombang di perairan selatan.