
Courtesy of NatureMagazine
China Perkenalkan Visa K untuk Tarik Peneliti Muda STEM Tanpa Tawaran Kerja
Mendorong peneliti muda berbakat di bidang STEM untuk pindah ke China tanpa harus memiliki tawaran pekerjaan terlebih dahulu dengan memperkenalkan visa K yang baru, guna memperkuat daya saing teknologi dan inovasi China di dunia.
11 Nov 2025, 07.00 WIB
24 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Visa K diharapkan dapat menarik lebih banyak peneliti asing muda ke China.
- China berusaha meningkatkan daya saingnya dalam bidang STEM dengan kebijakan imigrasi yang lebih terbuka.
- Peluncuran visa K mencerminkan perubahan dalam kebijakan China untuk menarik talenta global, terutama di bidang penelitian dan akademis.
Beijing, Tiongkok - China memperkenalkan visa baru bernama visa K yang ditujukan untuk peneliti muda di bidang STEM agar bisa pindah ke negara ini tanpa harus punya tawaran kerja terlebih dahulu. Ini berbeda dari aturan sebelumnya yang mengharuskan seseorang mendapatkan pekerjaan dulu sebelum mengajukan visa kerja ke China.
Visa K diharapkan bisa membantu China menjadi lebih kompetitif di bidang teknologi seperti kecerdasan buatan, robotika, dan material baru. Pemerintah China melihat bahwa saat Amerika Serikat mulai mengurangi dukungan untuk riset ilmiah, ini saat tepat untuk menarik ilmuwan asing terbaik terutama yang bekerja di bidang riset dasar.
Jumlah ilmuwan asing di China selama ini masih jauh lebih sedikit dibanding negara lain seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan. Di China, hanya sekitar 0,05% penduduk adalah warga asing, sedangkan di Amerika Serikat hampir 15%. Dengan visa baru ini, China berharap angka tersebut bisa meningkat.
Program visa ini sudah resmi diluncurkan sejak 1 Oktober, tapi sampai sekarang aplikasi masih belum dibuka. Syarat untuk mendapatkan visa ini meliputi batasan usia, pendidikan minimal sarjana di bidang STEM, dan pengalaman kerja di universitas atau institut ternama baik di China maupun luar negeri.
Referensi:
[1] https://nature.com/articles/d41586-025-03657-6
[1] https://nature.com/articles/d41586-025-03657-6
Analisis Ahli
Jeremy Neufeld
"China melakukan upaya serius untuk menarik talenta STEM global."
Yuen Yuen Ang
"Visa ini penting untuk memperkuat keunggulan China di bidang teknologi masa depan."
Lu Fengming
"Langkah ini besar karena mengizinkan pindah tanpa tawaran pekerjaan dulu."
Changhee Kim
"China memberi sinyal kuat membuka pintu terhadap ilmuwan asing."
Wang Zichen
"Visa ini bukan keputusan sembarangan, tapi bagian dari kebijakan bakat proaktif."
Analisis Kami
"Langkah ini sangat strategis karena China mulai melihat pentingnya talenta internasional untuk memperkuat inovasi teknologi yang cepat berkembang. Namun, efektivitas visa ini tetap tergantung pada bagaimana pemerintah China mengatasi tantangan lain seperti budaya kerja dan kebebasan akademik."
Prediksi Kami
Visa K akan meningkatkan jumlah peneliti asing di China, mempercepat inovasi teknologi, dan memperkuat posisi China dalam persaingan global bidang teknologi dan penelitian STEM.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan dari visa K yang diperkenalkan oleh China?A
Tujuan dari visa K adalah untuk menarik peneliti asing muda di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) ke China tanpa harus memiliki pekerjaan terlebih dahulu.Q
Siapa yang memenuhi syarat untuk mengajukan visa K?A
Syarat untuk mengajukan visa K adalah lulusan dari universitas atau institut terkenal di China atau luar negeri dengan gelar sarjana atau lebih tinggi di bidang STEM.Q
Bagaimana visa K berbeda dari visa kerja sebelumnya di China?A
Visa K memungkinkan peneliti asing untuk masuk ke China tanpa harus mendapatkan penawaran pekerjaan terlebih dahulu, berbeda dengan visa kerja yang sebelumnya mengharuskan hal tersebut.Q
Apa dampak dari visa K terhadap daya saing China di bidang STEM?A
Visa K diharapkan dapat meningkatkan daya saing China dalam bidang penting seperti kecerdasan buatan, robotika, dan bahan baru.Q
Mengapa jumlah peneliti asing di China masih rendah dibandingkan negara lain?A
Jumlah peneliti asing di China masih rendah karena kebijakan imigrasi yang lebih ketat dibandingkan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan.



