Courtesy of CNBCIndonesia
China Manfaatkan Kebijakan Visa AS yang Mahal dengan Luncurkan Visa K Baru
Mengedukasi pembaca tentang kebijakan visa kerja baru AS dan respons China melalui peluncuran visa K yang menargetkan talenta teknologi global, serta dampak potensialnya terhadap persaingan global dalam bidang teknologi.
30 Sep 2025, 15.45 WIB
106 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kebijakan visa H-1B AS dianggap memberatkan bagi perusahaan dan pekerja asing.
- China meluncurkan visa K untuk menarik talenta di bidang teknologi dan STEM.
- Perekrutan talenta asing menjadi strategi penting bagi China untuk bersaing di pasar teknologi global.
Jakarta, Indonesia - Kebijakan baru Amerika Serikat yang menaikkan biaya visa kerja H-1B hingga USRp 1.64 juta ($100.000) per tahun membuat perusahaan dan pekerja asing menghadapi kesulitan untuk bekerja di AS. Hal ini membuka peluang bagi negara lain, khususnya China, untuk menarik talenta teknologi dari seluruh dunia.
China meluncurkan visa K yang ditujukan khusus untuk lulusan muda asing di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Visa ini berbeda karena tidak membutuhkan tawaran kerja atau sponsor perusahaan dan tidak menggunakan sistem undian seperti visa kerja di AS.
Visa K memungkinkan pekerja asing tinggal dan bekerja di China lebih mudah, dengan persyaratan umum seperti batas usia, latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja. Namun, detail seperti insentif finansial dan status tinggal permanen belum jelas.
Walaupun visa ini menarik, ada tantangan besar seperti kendala bahasa Mandarin yang digunakan sebagian besar perusahaan teknologi di China. Ketegangan politik antara India dan China juga dapat mengurangi pelamar dari India, yang sebelumnya adalah penerima terbesar visa kerja AS.
Meski peluang perubahan besar dalam kebijakan imigrasi China kecil, kehadiran visa K menandakan upaya serius Beijing memperkuat posisi dalam persaingan teknologi global. Jika berhasil menarik talenta global, posisi teknologi China akan semakin kuat dan menyaingi Amerika Serikat.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250930124629-37-671502/warga-ri-makin-gampang-cari-kerja-di-china-begini-syaratnya
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250930124629-37-671502/warga-ri-makin-gampang-cari-kerja-di-china-begini-syaratnya
Analisis Ahli
Michael Feller
"Kebijakan H-1B AS merugikan negara sendiri dan membuka peluang besar bagi China untuk menarik talenta teknologi dunia, memperkuat dominasi teknologi Beijing secara global."
Analisis Kami
"Kebijakan visa kerja AS yang mahal berisiko membuat Amerika kehilangan talenta penting yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan teknologi canggih. Sementara itu, China memanfaatkan peluang ini dengan strategi visa baru yang lebih fleksibel, tetapi keberhasilan jangka panjangnya akan bergantung pada kemampuan mereka mengatasi hambatan bahasa dan ketegangan geopolitik."
Prediksi Kami
China kemungkinan akan semakin menarik talenta teknologi global, memperkuat kemampuan teknologi mutakhirnya dan menimbulkan tekanan kompetitif lebih besar terhadap AS dalam jangka menengah hingga panjang.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa kebijakan baru yang diterapkan oleh Amerika Serikat terkait visa kerja?A
Amerika Serikat menetapkan biaya visa kerja H-1B hingga US$100.000 per tahun.Q
Apa tujuan dari visa K yang diluncurkan oleh China?A
Visa K bertujuan untuk menarik lulusan muda asing di bidang STEM.Q
Bagaimana visa K berbeda dari visa H-1B yang diterapkan di Amerika Serikat?A
Visa K memungkinkan pekerja asing masuk, tinggal, dan bekerja di China tanpa tawaran kerja terlebih dahulu, berbeda dengan H-1B yang memerlukan sponsor perusahaan.Q
Apa tantangan yang mungkin dihadapi oleh pekerja asing yang ingin bekerja di China?A
Tantangan termasuk kendala bahasa, karena banyak perusahaan teknologi di China beroperasi dalam bahasa Mandarin.Q
Mengapa China berusaha menarik talenta teknologi global?A
China berusaha menarik talenta teknologi global untuk memperkuat posisinya dalam persaingan teknologi dengan negara lain.