Warren Buffett Jadi Korban Deepfake AI, Waspadai Penipuan Investasi Palsu
Courtesy of CNBCIndonesia

Warren Buffett Jadi Korban Deepfake AI, Waspadai Penipuan Investasi Palsu

Memberikan peringatan tentang penyebaran video dan suara palsu yang dibuat dengan teknologi AI yang meniru Warren Buffett untuk menipu masyarakat, sehingga meningkatkan kesadaran akan risiko penipuan investasi dan politik menggunakan teknologi deepfake.

10 Nov 2025, 16.26 WIB
253 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Teknologi AI dapat digunakan untuk menipu masyarakat dengan menciptakan konten palsu yang tampak asli.
  • Pentingnya kesadaran tentang penipuan online, terutama bagi mereka yang kurang mengenal tokoh publik.
  • Berkshire Hathaway mengingatkan masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi sebelum percaya pada konten yang beredar.
Jakarta, Indonesia - Baru-baru ini muncul beberapa video yang menampilkan Warren Buffett, investor terkenal, yang memberikan nasihat investasi. Namun, ternyata video-video tersebut tidak asli dan merupakan hasil rekayasa teknologi AI.
Berkshire Hathaway, perusahaan yang dipimpin Buffett, mengingatkan kepada publik bahwa suara dan gambar dalam video tersebut bukanlah milik asli Buffett, melainkan hasil teknologi deepfake yang sangat mirip.
Buffett sendiri sudah lama menjadi sasaran teknologi AI yang bisa meniru suaranya. Dia mengkhawatirkan jika video palsu seperti ini semakin banyak dan mudah menipu orang, terutama menjelang momen penting seperti pemilihan presiden AS pada 2024.
Teknologi deepfake dan AI memang semakin canggih digunakan oleh para penipu untuk meniru tokoh terkenal agar bisa mengecoh lebih banyak korban, baik dalam konteks politik maupun investasi.
Kasus serupa juga terjadi di Amerika Serikat, di mana FBI mengungkap penipuan yang menggunakan suara dan pesan teks berbasis AI yang menyamar sebagai pejabat pemerintah demi mengakses akun pribadi.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251110141951-37-683868/banyak-orang-ditipu-warren-buffett-cek-fakta-sebenarnya

Analisis Ahli

Dr. Ahmad Fauzi (Ahli Keamanan Siber)
"Teknologi deepfake memang sangat berbahaya jika disalahgunakan, terutama dalam konteks investasi karena bisa mengakibatkan kerugian finansial besar. Upaya edukasi dan pengembangan teknologi deteksi deepfake harus diprioritaskan agar masyarakat tidak mudah tertipu."
Prof. Lina Sari (Pakar Artificial Intelligence)
"AI memiliki potensi positif yang besar, tetapi tanpa regulasi yang ketat, penipuan dengan AI akan semakin marak. Kolaborasi antara sektor teknologi dan hukum sangat penting untuk mengatasi permasalahan ini."

Analisis Kami

"Kejadian ini menunjukkan betapa besarnya ancaman teknologi AI dalam manipulasi informasi, khususnya terhadap figur publik yang berpengaruh seperti Warren Buffett. Jika tidak ada tindakan pencegahan yang serius, masyarakat akan semakin sulit membedakan informasi asli dan palsu, berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap sumber informasi terpercaya."

Prediksi Kami

Penggunaan teknologi deepfake dan AI akan semakin sering dipakai oleh penipu, sehingga perlu regulasi dan teknologi deteksi yang lebih canggih untuk melindungi masyarakat dari penipuan yang semakin meyakinkan.