Courtesy of CNBCIndonesia
Komdigi Mulai Konsultasi Teknologi Satelit NTN-D2D untuk Perluas Jaringan Digital
Mengumpulkan masukan dari berbagai pihak untuk menyusun kebijakan dan regulasi terkait pemanfaatan teknologi NTN-D2D dalam rangka memperluas akses dan pemerataan konektivitas digital di Indonesia.
23 Okt 2025, 09.40 WIB
242 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Teknologi NTN-D2D berpotensi meningkatkan akses komunikasi di daerah 3T di Indonesia.
- Kementerian Komunikasi dan Digital mengundang partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan dalam penyusunan kebijakan ini.
- Starlink sudah memperkenalkan teknologi serupa, namun memiliki batasan izin untuk digunakan di Indonesia.
Jakarta, Indonesia - Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia mengumumkan dimulainya konsultasi publik terkait teknologi baru yang disebut Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D). Teknologi ini memungkinkan perangkat seluler langsung terhubung ke satelit tanpa harus bergantung pada menara BTS yang selama ini umum digunakan. Hal ini menjadi penting dalam memperluas jaringan komunikasi di wilayah yang sulit dijangkau oleh jaringan biasa.
Tujuan utama dari konsultasi ini adalah untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak, termasuk operator telekomunikasi, penyedia layanan satelit, asosiasi industri, akademisi, dan masyarakat luas. Pendapat dari para pemangku kepentingan tersebut akan membantu pemerintah menyusun kebijakan dan regulasi yang tepat agar teknologi ini bisa diimplementasikan dengan efektif di Indonesia.
Teknologi NTN-D2D dianggap sangat potensial untuk menjangkau wilayah 3T, yaitu wilayah yang terdepan, terluar, dan tertinggal di Indonesia. Dengan jaringan ini, layanan komunikasi bisa diperluas ke daerah perbatasan, pelosok, dan perairan yang selama ini susah mendapatkan sinyal jaringan konvensional. Selain itu, teknologi ini juga dianggap akan memperkuat ketahanan komunikasi nasional dan mendorong perkembangan ekonomi digital.
Kajian ini merupakan bagian dari Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Digital periode 2025-2029 dan juga mendukung sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Ini sejalan dengan visi Indonesia Emas tahun 2045 dan agenda pemerintahan saat ini. Pemerintah mengundang masyarakat dan pelaku industri untuk berpartisipasi aktif agar kebijakan yang dibuat semakin matang.
Sementara itu, layanan serupa sudah ada di dunia, contohnya Starlink dari SpaceX yang telah meluncurkan teknologi direct-to-cell. Namun, di Indonesia layanan tersebut belum bisa digunakan karena izin yang terbatas dari pemerintah. Dengan regulasi yang mendukung, di masa depan teknologi ini diharapkan bisa berjalan di Indonesia dan memberikan manfaat besar bagi konektivitas nasional.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251023092609-37-678502/internet-starlink-langsung-nyambung-ke-hp-ada-update-di-ri
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251023092609-37-678502/internet-starlink-langsung-nyambung-ke-hp-ada-update-di-ri
Analisis Ahli
Prof. Bambang Haryanto (Telekomunikasi ITB)
"Teknologi direct-to-device via satelit adalah solusi strategis yang akan mengatasi keterbatasan infrastruktur terestrial di Indonesia, terutama untuk wilayah 3T. Namun, keberhasilan implementasinya sangat tergantung pada regulasi spektrum yang responsif dan koperasi erat antara pemerintah dan operator."
Analisis Kami
"Pendekatan teknologi NTN-D2D sangat krusial untuk mengatasi kesenjangan digital di Indonesia yang memiliki banyak wilayah sulit terjangkau jaringan terestrial. Jika kebijakan dan regulasi disusun dengan matang, ini bisa menjadi terobosan besar untuk inklusi digital sekaligus memperkuat ketahanan komunikasi nasional."
Prediksi Kami
Dengan dukungan regulasi yang tepat, teknologi NTN-D2D berpotensi mempercepat pemerataan akses digital di wilayah terpencil Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa itu teknologi NTN-D2D yang diumumkan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital?A
Teknologi NTN-D2D memungkinkan perangkat seluler terhubung langsung ke satelit tanpa bergantung pada menara BTS.Q
Apa tujuan dari konsultasi publik yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital?A
Tujuan dari konsultasi publik adalah untuk menghimpun pandangan dan praktik terbaik dari pemangku kepentingan terkait potensi pemanfaatan teknologi untuk pemerataan konektivitas digital.Q
Siapa yang dapat memberikan masukan dalam konsultasi publik ini?A
Operator telekomunikasi, penyedia layanan satelit, industri perangkat, asosiasi, akademisi, dan masyarakat umum dapat memberikan masukan.Q
Mengapa teknologi NTN-D2D penting bagi pemerataan konektivitas di Indonesia?A
Teknologi NTN-D2D penting karena dapat memperluas jangkauan layanan komunikasi ke wilayah pelosok dan daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan terestrial.Q
Apa yang membedakan Starlink dari layanan Direct-to-Cell yang sedang dibahas di Indonesia?A
Starlink adalah layanan internet berbasis satelit yang sudah ada, tetapi di Indonesia tidak bisa digunakan untuk layanan Direct-to-Cell.