Courtesy of CNBCIndonesia
Tantangan dan Peluang Fintech Pinjaman Daring di Indonesia Tahun 2025
Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan industri fintech, khususnya pinjaman daring, sekaligus mengangkat tantangan dan solusi yang diterapkan untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
14 Okt 2025, 15.49 WIB
113 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Industri fintech di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan, tetapi tantangan citra masih ada.
- Pentingnya teknologi seperti mesin learning dan kecerdasan buatan dalam meningkatkan manajemen risiko dan kepercayaan.
- Layanan pinjaman daring telah membantu meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, terutama di daerah terpencil.
Jakarta, Indonesia - Industri fintech di Indonesia terus berkembang dengan signifikan, terutama pada layanan pinjaman daring yang mengalami pertumbuhan hingga 22% dan memiliki nilai outstanding sebesar Rp 84 triliun per Juli 2025. CEO KrediOne, Kuseryansyah, mengungkapkan bahwa walau industri ini berkembang cepat, tantangan utama tetap pada citra negatif di masyarakat yang harus diatasi melalui tata kelola bisnis yang baik dan manajemen risiko yang andal.
KrediOne sebagai salah satu pelaku fintech menggunakan teknologi mesin learning dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas layanan dan menjaga tingkat kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) tetap rendah. Teknologi ini penting supaya investor dan pengguna dapat merasa yakin bahwa bisnis berjalan dengan transparansi dan bertanggung jawab.
Persaingan di industri fintech sangat ketat, dengan tuntutan agar layanan dapat diakses dengan cepat dan mudah, terutama saat dibandingkan dengan pinjaman konvensional. KrediOne memastikan layanan mereka dapat diakses selama 24 jam penuh dan tujuh hari dalam seminggu, sekaligus memberikan bantuan dana sesuai kebutuhan yang sesuai dengan kemampuan peminjam.
Fintech tidak hanya menyediakan akses keuangan yang lebih luas tetapi juga berperan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dengan menjangkau masyarakat di pelosok negeri. Selain itu, fintech menyediakan edukasi dan literasi finansial sehingga masyarakat dan UMKM yang sebelumnya sulit dijangkau perbankan konvensional kini bisa mendapatkan pembiayaan yang dibutuhkan.
Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan, tingkat inklusi keuangan Indonesia pada tahun 2025 mencapai 80,51%, dengan indeks literasi keuangan di angka 66,46%. Hal ini menunjukkan peningkatan pemahaman dan akses masyarakat terhadap layanan keuangan, dan fintech berperan besar dalam mendorong transformasi budaya pinjam-meminjam menuju digital dan inklusif.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251014154309-37-675720/ada-stigma-pinjol-di-tengah-masyarakat-kredione-tetap-optimis
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251014154309-37-675720/ada-stigma-pinjol-di-tengah-masyarakat-kredione-tetap-optimis
Analisis Ahli
Dr. Adrian Gunawan, Pakar Keuangan Digital
"Pemanfaatan teknologi canggih seperti AI sangat penting untuk merampingkan proses kredit sekaligus memitigasi risiko gagal bayar yang tinggi di sektor fintech. Kepercayaan publik dapat pulih jika penyedia layanan mampu menunjukkan transparansi data dan kehandalan sistem scoring secara berkelanjutan."
Analisis Kami
"Penggunaan AI dan mesin learning oleh KrediOne merupakan langkah strategis yang sangat tepat untuk meningkatkan akurasi penilaian risiko dan menjaga reputasi fintech di tengah persaingan ketat. Namun, membangun kepercayaan butuh waktu dan konsistensi dalam pelayanan, sehingga edukasi serta literasi keuangan harus terus diprioritaskan agar masyarakat semakin percaya dan nyaman menggunakan layanan fintech."
Prediksi Kami
Dengan semakin mengandalkan teknologi seperti AI dan mesin learning serta fokus pada tata kelola yang baik, fintech di Indonesia akan terus tumbuh dan semakin dipercaya masyarakat, memperluas inklusi keuangan terutama bagi UMKM dan masyarakat di pelosok negeri.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dikatakan Kuseryansyah tentang pertumbuhan industri fintech?A
Kuseryansyah menyatakan bahwa pinjaman daring tumbuh positif hingga 22% dengan outstanding sebesar Rp 84 triliun hingga Juli 2025.Q
Apa tantangan utama yang dihadapi KrediOne dalam industri fintech?A
Tantangan utama yang dihadapi KrediOne adalah citra negatif pinjaman online di masyarakat dan pentingnya menjaga kepercayaan.Q
Bagaimana KrediOne menggunakan teknologi dalam operasionalnya?A
KrediOne menggunakan mesin learning dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan manajemen risiko dan transparansi dalam bisnis.Q
Apa dampak layanan pinjaman daring terhadap inklusi keuangan di Indonesia?A
Layanan pinjaman daring mendorong inklusi keuangan dengan menjangkau masyarakat di pelosok negeri dan menyediakan akses ke fasilitas keuangan alternatif.Q
Apa hasil survei SNLIK 2025 dari OJK tentang literasi keuangan?A
Survei SNLIK 2025 menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan Indonesia mencapai 80,51% dan indeks literasi keuangan berada di level 66,46%.