Courtesy of Reuters
Menurut laporan dari perusahaan keamanan siber Fortinet, lebih dari setengah dari semua ancaman siber yang dilaporkan di Amerika Latin pada paruh pertama tahun 2024 berasal dari Meksiko. Hal ini terjadi karena Meksiko mengalami peningkatan produksi yang lebih dekat dengan pasar utama, yang membuat sektor-sektor seperti logistik, otomotif, dan manufaktur elektronik menjadi target utama para penjahat siber. Meksiko mengalami sekitar 31 miliar upaya kejahatan siber, yang merupakan 55% dari total di seluruh Amerika Latin.
Baca juga: Bisnis akan gagal jika ketahanan siber bukan menjadi hal terpenting, kata kepala strategi Splunk.
Fortinet juga mencatat bahwa para peretas kini semakin cerdas dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi serangan mereka. Meskipun jumlah serangan di Meksiko tampak menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat kejahatan siber tetap sangat tinggi. Fortinet berharap Meksiko akan segera mengesahkan undang-undang keamanan siber untuk melindungi diri dari serangan, dan Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, telah berjanji untuk mendirikan pusat keamanan siber dan kecerdasan buatan selama masa jabatannya.