Kontrak Pelatihan Sniper Kontroversial di Tengah Ketegangan Politik Amerika
Courtesy of Wired

Kontrak Pelatihan Sniper Kontroversial di Tengah Ketegangan Politik Amerika

Menginformasikan tentang kontrak pelatihan khusus sniper yang diberikan secara langsung kepada Target Down Group untuk memperkuat program SRT DHS, sekaligus menyoroti kontroversi konflik kepentingan dan politik di balik implementasi kontrak serta operasional SRT di kota-kota besar Amerika.

05 Sep 2025, 02.50 WIB
307 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Pelatihan sniper untuk SRT DHS dilakukan oleh Target Down Group yang dipimpin oleh Dan LaLota.
  • Kontrak tersebut diterbitkan secara eksklusif berdasarkan pengalaman dan kualifikasi perusahaan.
  • Kegiatan SRT terkait dengan operasi penegakan hukum di kota-kota yang dipimpin oleh pemimpin politik dari Partai Demokrat.
Mechanicsville, Amerika Serikat - Target Down Group telah diberikan kontrak untuk memberikan pelatihan sniper khusus kepada tim SRT milik Homeland Security Investigations (HSI) di Amerika Serikat. Pelatihan ini berlangsung selama lima hari dan ditargetkan untuk meningkatkan keterampilan sniper dalam operasi penegakan hukum yang berisiko tinggi.
Kontrak tersebut diberikan secara sole-source tanpa proses lelang karena Target Down Group sudah bekerja sama sebelumnya dengan HSI dan memiliki izin mengadakan latihan tembak langsung di fasilitas kepolisian di Arizona. Perusahaan ini dipimpin oleh Dan LaLota, seorang mantan sniper Marinir yang juga saudara dari seorang anggota Kongres.
Kontroversi muncul karena Target Down Group tidak memiliki status legal di negara bagian Virginia tetapi terdaftar di Florida. Selain itu, muncul kekhawatiran tentang potensi konflik kepentingan karena hubungan keluarga dengan pejabat publik dan kurangnya transparansi tentang pekerjaan yang dilakukan perusahaan tersebut.
SRT merupakan tim khusus di DHS yang setara dengan tim SWAT, menjalankan tugas taktis di situasi berbahaya, menggunakan peralatan militer, dan dipersiapkan untuk operasi yang tidak bisa ditangani oleh petugas biasa. Penggunaan tim ini di kota-kota besar yang dikuasai oleh partai Demokrat menimbulkan pro dan kontra politik yang signifikan.
Penempatan SRT di kota-kota besar tanpa pemberitahuan dan kontroversi seputar kontrak pelatihan berpotensi memicu kritik dan ketegangan sosial. Banyak pihak berharap pemerintah dapat meningkatkan transparansi dan penjelasan mengenai penggunaan unit taktis ini agar tidak menimbulkan ketidakpercayaan publik.
Referensi:
[1] https://wired.com/story/us-congressmans-brother-lands-no-bid-contract-to-train-dhs-snipers/

Analisis Ahli

Dr. Andi Wijaya (Ahli Kebijakan Publik)
"Pengadaan kontrak secara sole-source sering kali menimbulkan tanda tanya, terutama jika ada hubungan keluarga dengan pejabat publik; hal ini harus diperiksa untuk menghindari penyalahgunaan wewenang."
Prof. Rina Susanti (Pengamat Politik dan Keamanan)
"Penempatan unit militer di kota-kota besar dapat meningkatkan resistensi dan konflik politik, yang harus diimbangi dengan pendekatan yang transparan dan komunikasi publik yang efektif."

Analisis Kami

"Keterlibatan perusahaan yang tidak sepenuhnya legal di negara bagian terkait dan hubungan keluarga pejabat publik mengindikasikan perlunya transparansi lebih besar dalam sistem pengadaan pemerintah. Selain itu, penempatan unit taktis berperalatan militer di wilayah sipil berpotensi meningkatkan ketegangan sosial dan memperburuk kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum."

Prediksi Kami

Kontroversi seputar kontrak ini dan penempatan SRT kemungkinan akan memicu investigasi pemerintah dan perhatian media lebih lanjut, serta mempengaruhi kebijakan penugasan unit taktis DHS di kota-kota besar di masa mendatang.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tujuan dari kursus yang disediakan oleh Target Down Group?
A
Tujuan dari kursus yang disediakan adalah untuk melengkapi anggota SRT dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan operasi penegakan hukum sniper di lingkungan yang berisiko tinggi.
Q
Siapa yang melatih Tim Respon Khusus (SRT) di DHS?
A
Target Down Group, yang dipimpin oleh Dan LaLota, melatih Tim Respon Khusus (SRT) di DHS.
Q
Mengapa kontrak dengan Target Down Group diterbitkan secara eksklusif?
A
Kontrak dengan Target Down Group diterbitkan secara eksklusif karena DHS menyatakan bahwa mereka adalah satu-satunya penyedia yang dapat memberikan pelatihan sesuai kebutuhan yang mendesak.
Q
Apa latar belakang Dan LaLota yang relevan dengan kontrak ini?
A
Dan LaLota adalah mantan sniper Marinir dengan pengalaman dalam pelatihan taktis, termasuk sebagai instruktur sniper selama tujuh tahun.
Q
Apa tanggapan dari pejabat ICE atau DHS mengenai kontrak ini?
A
Pejabat ICE atau DHS tidak memberikan tanggapan terkait kontrak ini saat diminta untuk berkomentar.