Courtesy of NatureMagazine
Google Scholar, mesin pencari literatur ilmiah terbesar, baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-20. Selama dua dekade ini, Google Scholar telah menjadi alat penting bagi para peneliti untuk mencari informasi ilmiah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul pesaing baru yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan pengalaman pencarian, seperti OpenAlex dan Semantic Scholar. Meskipun Google Scholar masih memiliki keunggulan dalam hal akses gratis dan banyaknya informasi, beberapa peneliti mulai beralih ke alat-alat baru ini karena fitur-fitur yang lebih canggih.
Meskipun Google Scholar tetap menjadi pilihan utama bagi banyak peneliti, ada kekhawatiran tentang transparansi dan batasan dalam penggunaan data. Beberapa alat baru menawarkan kemampuan untuk mengunduh data dan memberikan analisis yang lebih mendalam. Google Scholar juga sedang mengembangkan fitur AI untuk meningkatkan pencarian, tetapi masih ada tantangan dalam menyajikan ringkasan yang efektif dari berbagai penelitian. Dengan banyaknya inovasi di bidang ini, masa depan Google Scholar sebagai mesin pencari utama mungkin akan menghadapi tantangan yang lebih besar.