Courtesy of YahooFinance
Selama masa kepresidenan Donald Trump yang pertama, pasar saham menjadi salah satu cara dia mengukur keberhasilannya. Dia sering mengklaim bahwa kenaikan pasar saham adalah hasil dari kebijakannya dan bahkan mempertimbangkan untuk memecat Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, ketika pasar mengalami penurunan. Saat ini, menjelang kemungkinan masa jabatan kedua, Trump kembali fokus pada pasar saham, meskipun banyak analis khawatir bahwa kebijakan ekonominya dapat meningkatkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Meskipun ada risiko dari kebijakan yang diusulkan, seperti tarif tinggi yang dapat mempengaruhi hubungan perdagangan dengan negara lain, banyak investor percaya bahwa Trump tidak akan membiarkan pasar saham jatuh. Mereka berpikir bahwa jika kebijakan tersebut mulai merugikan popularitasnya atau pasar saham, Trump akan mengubah arah kebijakannya. Namun, situasi saat ini berbeda dari saat Trump pertama kali menjabat, dengan kondisi ekonomi dan suku bunga yang lebih tinggi, yang dapat membatasi kemampuannya untuk merangsang pasar seperti sebelumnya.