Courtesy of CoinDesk
Polymarket, sebuah platform perdagangan cryptocurrency, sedang menghadapi masalah hukum karena diduga melanggar peraturan yang melarang warga AS untuk bertransaksi di situsnya. Pendiri dan CEO Polymarket, Shayne Coplan, baru-baru ini menjadi sasaran penggerebekan oleh pihak berwenang di New York. Meskipun belum ada tuduhan resmi, penyelidikan ini berkaitan dengan dugaan bahwa Polymarket membiarkan warga AS berdagang di platformnya, yang melanggar kesepakatan regulasi yang dibuat pada tahun 2022. Polymarket terkenal karena memungkinkan pengguna untuk bertaruh pada hasil berbagai peristiwa dunia nyata, termasuk pemilihan presiden AS.
Masalah utama yang dihadapi Polymarket adalah banyaknya pengguna yang menggunakan Virtual Private Networks (VPN) untuk menghindari batasan geografis yang diterapkan oleh pemerintah. Meskipun Polymarket berusaha memblokir pengguna dengan alamat IP AS, beberapa trader masih berhasil mengakses platform tersebut dengan VPN. Para ahli menyarankan bahwa untuk mencegah hal ini, perusahaan perlu menerapkan proses verifikasi identitas yang lebih ketat, meskipun hal ini bisa menyulitkan pengguna yang tidak bersalah. Situasi ini menunjukkan tantangan yang dihadapi industri cryptocurrency dalam mematuhi peraturan yang ada sambil tetap beroperasi secara global.