Courtesy of YahooFinance
Kampanye pemilihan di Jerman semakin memanas, dengan Kanselir Olaf Scholz berusaha untuk mendapatkan masa jabatan kedua meskipun banyak pemilih yang menginginkan perubahan. Dalam pidato publiknya, Scholz akan menekankan pengalamannya dan mengkritik pemimpin oposisi Friedrich Merz dari blok konservatif CDU/CSU, yang saat ini memimpin dalam jajak pendapat. Para kandidat harus meyakinkan pemilih bahwa mereka dapat mengatasi masalah ekonomi Jerman yang sedang sulit, termasuk tantangan dari hubungan baru dengan Presiden AS yang baru terpilih, Donald Trump.
Situasi politik di Jerman juga tidak stabil, dengan dukungan untuk Scholz menurun drastis dan munculnya partai-partai baru yang ekstrem. Merz dan aliansinya saat ini memimpin dengan lebih dari 30% dukungan, sementara partai Scholz, SPD, hanya mendapatkan sekitar 16%. Dengan pemilihan yang dijadwalkan pada 23 Februari, pembentukan pemerintahan baru mungkin tidak akan terjadi sebelum April, dan kemungkinan besar akan ada koalisi besar antara CDU/CSU dan SPD, dengan kemungkinan partai Hijau sebagai mitra kecil.