Courtesy of TechCrunch
Pemerintah AS telah menuduh Connor Moucka dan John Binns sebagai peretas yang membobol sistem AT&T dan mencuri sekitar 50 miliar catatan panggilan dan pesan teks pelanggan. AT&T mengungkapkan bahwa peretas mencuri catatan telepon dari hampir semua pelanggan mereka, tetapi tidak mencuri isi pesan. Setelah penyelidikan, terungkap bahwa Moucka dan Binns berhasil mengakses miliaran catatan sensitif dan memeras setidaknya tiga korban dengan meminta tebusan dalam bentuk bitcoin, yang totalnya mencapai sekitar 2,5 juta dolar.
Moucka, yang tinggal di Kanada, dan Binns, yang tinggal di Turki, telah ditangkap. Mereka juga terlibat dalam serangan siber lainnya yang menargetkan perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan layanan cloud Snowflake, termasuk Santander Bank dan Ticketmaster. Para peretas ini tidak hanya mencuri data pribadi, tetapi juga mengancam untuk membocorkan informasi yang dicuri jika tidak dibayar tebusan. Kejadian ini menunjukkan betapa seriusnya masalah keamanan siber saat ini.