Courtesy of Forbes
Daniel A. Keller, CEO dari InFlux Technologies Limited, menjelaskan bahwa perkembangan teknologi AI (Kecerdasan Buatan) dalam beberapa tahun terakhir sangat cepat dan memicu berbagai reaksi, mulai dari rasa ingin tahu hingga kekhawatiran. Banyak perusahaan dan profesional mulai menyadari potensi besar AI dalam meningkatkan efisiensi biaya dan mengurangi kesalahan manusia. Namun, ada juga risiko yang muncul, seperti penyebaran informasi yang salah dan diskriminasi yang dapat terjadi akibat model AI yang bias. Oleh karena itu, penting untuk memiliki regulasi dan tata kelola yang baik untuk mengatur penggunaan AI.
Beberapa negara, termasuk Uni Eropa dan Amerika Serikat, telah mulai mengembangkan undang-undang untuk mengatur AI. Uni Eropa, misalnya, telah mengeluarkan EU AI Act yang mengklasifikasikan risiko AI menjadi beberapa kategori dan menetapkan persyaratan tertentu untuk masing-masing kategori. Sementara itu, Presiden Biden juga mengeluarkan perintah eksekutif untuk memastikan pengembangan dan penggunaan AI yang aman dan terpercaya. Namun, tantangan tetap ada, seperti kecepatan perkembangan teknologi yang sulit diatur dan potensi regulasi yang dapat menghambat inovasi. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, pemimpin industri, dan ahli untuk menciptakan standar etika yang sesuai dengan kemajuan teknologi.