Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Safe Superintelligence telah menjadi salah satu startup AI paling bernilai tinggi dalam waktu singkat.
- Investasi dari Alphabet dan Nvidia menunjukkan pentingnya kolaborasi antara raksasa teknologi dan startup AI.
- Penggunaan TPU oleh SSI menandakan pergeseran dalam preferensi teknologi di kalangan pengembang AI.
Jakarta, Indonesia - Startup kecerdasan buatan (AI), Safe Superintelligence (SSI), tiba-tiba menjadi perhatian raksasa teknologi Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh mantan ilmuwan kepala OpenAI, Ilya Sutskever, dan langsung mendapatkan dukungan dari Alphabet dan Nvidia. Dalam pendanaan terbaru yang dipimpin oleh Greenoaks, SSI mencapai valuasi sebesar USRp 526.24 triliun ($32 miliar) .
Alphabet melalui divisi cloud-nya menjual chip AI andalannya, TPU, ke SSI untuk riset dan pengembangan model AI mereka. Menariknya, meski mayoritas pengembang AI saat ini masih mengandalkan chip Nvidia, SSI lebih memilih menggunakan TPU milik Google dibanding GPU Nvidia. Namun, Nvidia tetap ikut menyuntikkan dana ke SSI untuk mempertegas posisinya dalam ekosistem startup AI.
Langkah para raksasa teknologi ini mencerminkan tren baru di mana penyedia cloud dan infrastruktur seperti Google, Amazon, dan Microsoft berlomba berinvestasi ke startup AI. Google dan Amazon sebelumnya juga telah menyuntik miliaran dolar ke Anthropic, sementara Microsoft sudah lebih dulu mengamankan posisi lewat investasinya di OpenAI. Nvidia juga menjadi investor di OpenAI dan startup xAI milik Elon Musk.