Courtesy of Reuters
Ikhtisar 15 Detik
- Cina menggunakan teknologi AI untuk menyebarkan disinformasi terhadap Taiwan.
- Taiwan menghadapi peningkatan tekanan militer dan kampanye disinformasi dari Cina.
- Lai Ching-te menegaskan bahwa masa depan Taiwan harus ditentukan oleh rakyatnya sendiri.
Taiwan melaporkan bahwa China menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menyebarkan informasi yang salah dan memecah belah masyarakat Taiwan. Dalam laporan yang ditujukan kepada parlemen, Taiwan menyebutkan telah mendeteksi lebih dari setengah juta pesan kontroversial di media sosial seperti Facebook dan TikTok. China juga meningkatkan latihan militer dan taktik "grey-zone" di sekitar Taiwan, yang membuat Taiwan harus mengerahkan angkatan bersenjatanya untuk merespons.
Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan China dan menyatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka. Dalam konteks ini, Taiwan menganggap China sebagai "kekuatan musuh asing" dan khawatir akan potensi penggunaan kekuatan oleh China untuk menguasai Taiwan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Cina terhadap Taiwan terkait disinformasi?A
Cina menggunakan kecerdasan buatan generatif untuk meningkatkan disinformasi terhadap Taiwan dengan tujuan membagi masyarakat Taiwan.Q
Berapa banyak pesan kontroversial yang terdeteksi oleh Taiwan tahun ini?A
Taiwan telah mendeteksi lebih dari setengah juta pesan kontroversial tahun ini.Q
Apa yang dimaksud dengan 'perang kognitif' dalam konteks artikel ini?A
'Perang kognitif' merujuk pada upaya Cina untuk menciptakan perpecahan dalam masyarakat Taiwan melalui penyebaran informasi yang menyesatkan.Q
Siapa Lai Ching-te dan apa pandangannya tentang Cina?A
Lai Ching-te adalah Presiden Taiwan yang menyatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka dan menyebut Cina sebagai 'kekuatan musuh asing'.Q
Apa yang dilakukan Cina untuk meningkatkan tekanan terhadap Taiwan?A
Cina telah meningkatkan latihan militer, sanksi perdagangan, dan kampanye pengaruh untuk menekan Taiwan.