Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Tarif 25% terhadap mobil impor dapat menyebabkan kenaikan harga dan mengurangi pilihan bagi konsumen.
- Produsen mobil harus mencari cara untuk mengatasi kenaikan biaya, yang dapat berdampak pada daya beli masyarakat.
- Kondisi pasar otomotif di AS diperkirakan akan menurun, dengan penjualan mobil yang berpotensi turun dalam beberapa tahun mendatang.
Industri otomotif global sedang menghadapi masalah besar akibat tarif 25% yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap mobil dan suku cadang yang diimpor ke AS. Kebijakan ini diperkirakan akan membuat harga mobil naik, mengurangi variasi model, dan membatasi fitur yang tersedia bagi konsumen. Banyak analis percaya bahwa konsumen yang akan menanggung biaya tambahan ini, meskipun Trump mengatakan bahwa kebijakan ini akan meningkatkan produksi mobil di dalam negeri.
Produsen mobil mungkin akan mengurangi fitur pada mobil untuk menekan biaya, dan beberapa model yang lebih murah mungkin dihentikan karena menjadi kurang kompetitif. Penjualan mobil di AS diperkirakan akan turun dalam beberapa tahun ke depan, dan banyak orang mungkin kesulitan untuk membeli mobil baru. Dealer mobil saat ini masih memiliki stok, tetapi harga diperkirakan akan naik setelah itu.
Produsen mobil dari Eropa dan Asia yang mengandalkan pasar AS juga mungkin akan mengurangi produksi karena tarif ini. Beberapa produsen yang memiliki banyak suku cadang bebas tarif bisa menaikkan harga untuk tetap bersaing, tetapi dalam jangka panjang, mereka harus memutuskan apakah akan tetap berproduksi di AS atau pindah ke lokasi lain. Semua pihak, termasuk konsumen, dealer, dan produsen, akan merasakan dampak dari kebijakan ini.