Courtesy of TheVerge
Ikhtisar 15 Detik
- Perplexity mengajukan tawaran untuk mengakuisisi TikTok dengan rencana untuk membangun ulang algoritma.
- ByteDance menghadapi tantangan dalam menjual operasi TikTok di AS karena kekhawatiran tentang privasi.
- Persaingan untuk mengakuisisi TikTok melibatkan beberapa perusahaan besar seperti Oracle dan Microsoft.
Startup AI bernama Perplexity baru-baru ini mengajukan tawaran untuk mengakuisisi TikTok dan mengubahnya. Dalam blog perusahaan, mereka menyatakan bahwa mereka memiliki kemampuan teknis yang hebat dan ingin membangun ulang algoritma TikTok di pusat data di Amerika dengan pengawasan dari Amerika. Rencana mereka termasuk membuat sistem rekomendasi yang transparan dan open source, meningkatkan infrastruktur AI, serta menambahkan kemampuan pencarian dan terjemahan otomatis.
Namun, ByteDance, pemilik TikTok yang berbasis di China, tampaknya enggan untuk menjual operasi TikTok di AS. Perplexity bersaing dengan perusahaan besar seperti Oracle dan Microsoft, dan meskipun mereka telah mengajukan tawaran, belum jelas apakah TikTok serius mempertimbangkan tawaran tersebut. Beberapa analis memperkirakan nilai operasi TikTok antara Rp 493.35 triliun ($30 miliar) hingga Rp 822.25 triliun ($50 miliar) , sementara Perplexity sendiri sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan pendanaan baru yang akan menilai mereka sebesar Rp 296.01 triliun ($18 miliar) .
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diusulkan oleh Perplexity terkait TikTok?A
Perplexity mengusulkan untuk mengakuisisi dan mengubah algoritma TikTok.Q
Mengapa Perplexity merasa mereka dapat mengakuisisi TikTok tanpa menciptakan monopoli?A
Perplexity merasa mereka dapat melakukannya dengan kombinasi kemampuan teknis dan independensi dari pengaruh ByteDance.Q
Apa saja rencana Perplexity untuk TikTok jika akuisisi berhasil?A
Rencana mereka termasuk membangun ulang algoritma, membuat sistem rekomendasi transparan, dan meningkatkan infrastruktur AI.Q
Siapa saja pesaing utama Perplexity dalam tawaran akuisisi TikTok?A
Pesaing utama termasuk Oracle, Microsoft, dan konsorsium investor yang dipimpin oleh Frank McCourt.Q
Apa yang terjadi dengan TikTok setelah keputusan Mahkamah Agung pada bulan Januari?A
Setelah keputusan Mahkamah Agung, TikTok mengalami gangguan selama sekitar 14 jam.