Courtesy of Reuters
Perusahaan keamanan siber Fortinet baru-baru ini mengumumkan perkiraan pendapatan untuk kuartal keempat yang tidak memuaskan investor, sehingga sahamnya turun lebih dari 8%. Tingginya suku bunga mempengaruhi pengeluaran perusahaan karena banyak bisnis yang menghadapi ketidakpastian ekonomi. Fortinet juga bersaing ketat dengan perusahaan besar lain seperti Palo Alto Networks, yang menawarkan berbagai solusi keamanan siber yang lebih lengkap. Selain itu, Fortinet mengalami insiden di mana seseorang mendapatkan akses tidak sah ke file di penyimpanan cloud pihak ketiga, tetapi mereka menyatakan tidak ada indikasi bahwa kebocoran data tersebut merugikan pelanggan.
Meskipun tantangan tersebut, Fortinet memperkirakan pendapatan kuartal keempat antara Rp 25.65 triliun ($1,56 miliar) hingga Rp 26.64 triliun ($1,62 miliar) , yang sejalan dengan perkiraan rata-rata analis. Untuk tahun fiskal 2024, mereka memperkirakan pendapatan antara Rp 96.37 triliun ($5,86 miliar) hingga Rp 97.35 triliun ($5,92 miliar) , meningkat dari perkiraan sebelumnya. Pada kuartal ketiga, Fortinet melaporkan pendapatan sebesar Rp 24.83 triliun ($1,51 miliar) , melebihi estimasi analis yang sebesar Rp 24.34 triliun ($1,48 miliar) .