Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- IHSG mengalami penurunan signifikan akibat ketidakpastian politik global.
- Rapat antara pemangku kepentingan penting untuk merespons situasi pasar yang volatile.
- Relaksasi buyback tanpa RUPS dapat menjadi langkah strategis untuk mendukung pasar modal.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan, mencapai 7% setelah Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan Komisi XI DPR, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Bank Indonesia (BI) mengadakan rapat untuk membahas situasi tersebut. Pada tanggal 19 Maret 2025, IHSG turun 5% dan perdagangan dihentikan sementara. Namun, setelah itu, IHSG kembali merosot lebih dari 7%. Meskipun ada pemulihan dalam dua hari berikutnya, IHSG kembali turun 1,43% pada 21 Maret 2025.
Sektor finansial menjadi yang paling tertekan, dengan saham Bank Central Asia (BBCA) turun 3,28%, yang berkontribusi besar terhadap penurunan IHSG. Selain itu, Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga mengalami penurunan. Meskipun banyak saham yang melemah, beberapa emiten besar seperti DCII dan TPIA masih memberikan dukungan bagi IHSG agar tidak jatuh lebih dalam.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan IHSG anjlok hingga 7%?A
IHSG anjlok hingga 7% setelah Donald Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, yang menciptakan ketidakpastian baru.Q
Siapa yang terlibat dalam rapat untuk membahas penurunan IHSG?A
Rapat melibatkan Komisi XI DPR, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Bank Indonesia (BI).Q
Apa yang dilakukan OJK untuk merespons penurunan IHSG?A
OJK merilis relaksasi buyback tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS) sebagai respons terhadap penurunan IHSG.Q
Sektor mana yang paling tertekan pada perdagangan hari ini?A
Sektor finansial menjadi yang paling tertekan dengan penurunan hingga 3%.Q
Apa yang menjadi penyebab utama pelemahan IHSG?A
Pelemahan IHSG disebabkan oleh penurunan saham-saham blue chip, termasuk Bank Central Asia dan Bank Mandiri.