Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Pembangunan PMR di Gresik merupakan langkah strategis dalam hilirisasi industri pertambangan.
- Hilirisasi dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dan daya saing Indonesia di pasar global.
- Keberadaan PMR di Gresik membuka peluang besar bagi ekspor logam mulia dalam bentuk produk olahan berkualitas tinggi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, berhasil membangun pabrik pemurnian logam mulia (Precious Metal Refinery/PMR) di Gresik, Jawa Tengah, yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Pabrik ini dapat memproduksi hingga 70 ton emas per tahun dan merupakan bagian dari upaya hilirisasi industri pertambangan di Indonesia. Dengan adanya PMR, Indonesia diharapkan dapat mengekspor logam mulia dalam bentuk produk olahan berkualitas tinggi, yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi hingga 30-40% dibandingkan dengan ekspor bahan mentah.
Selain meningkatkan ekspor, PMR juga memberikan manfaat bagi industri dalam negeri, seperti industri perhiasan dan otomotif, dengan pasokan bahan baku yang lebih terjamin. Pembangunan pabrik ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar 2.000 orang. Dengan adanya PMR, diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan memperkuat daya saing industri hilir berbasis mineral di pasar global.