Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Indonesia memiliki cadangan emas terbesar ke-6 di dunia dan kini mampu mengolahnya secara mandiri.
- Pabrik Precious Metal Refinery di Gresik dapat memproduksi 50-60 ton emas per tahun.
- Investasi untuk pabrik smelter emas ini mencapai US$ 630 juta, menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan sumber daya alam.
Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan kebanggaan Indonesia yang memiliki cadangan emas terbesar keenam di dunia. Kini, Indonesia juga mampu mengolah emas tersebut menjadi emas batangan berkat beroperasinya pabrik Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Pabrik ini dirancang untuk memproduksi 50-60 ton emas per tahun, yang sebelumnya diekspor dalam bentuk konsentrat.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa PMR adalah pabrik emas terbesar di Indonesia dengan investasi mencapai US$ 630 juta. Dengan adanya pabrik ini, Indonesia dapat mengolah sumber daya alamnya secara mandiri dan transparan untuk kesejahteraan rakyat. Selain itu, pabrik ini juga merupakan bagian dari smelter konsentrat tembaga terbesar di dunia dengan investasi mencapai US$ 4,2 miliar.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diungkapkan oleh Presiden Prabowo Subianto mengenai cadangan emas Indonesia?A
Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa rakyat Indonesia harus berbangga karena memiliki cadangan emas terbesar ke-6 di dunia dan kini mampu mengolahnya secara mandiri.Q
Di mana lokasi pabrik Precious Metal Refinery milik PT Freeport Indonesia?A
Pabrik Precious Metal Refinery milik PT Freeport Indonesia berlokasi di Gresik, Jawa Timur.Q
Berapa kapasitas produksi emas dari pabrik tersebut?A
Kapasitas produksi emas dari pabrik tersebut adalah 50-60 ton emas per tahun.Q
Apa nilai investasi untuk pabrik smelter emas ini?A
Nilai investasi untuk pabrik smelter emas ini mencapai US$ 630 juta atau setara Rp 10 triliun.Q
Siapa saja yang hadir dalam peresmian fasilitas PMR di Gresik?A
Dalam peresmian fasilitas PMR di Gresik, hadir Presiden Prabowo Subianto, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri BUMN Erick Thohir.