Courtesy of InterestingEngineering
Ikhtisar 15 Detik
- Nanostruktur safir memiliki potensi besar untuk aplikasi teknologi yang tahan lama dan efisien.
- Desain nanostruktur terinspirasi oleh alam, khususnya dari mata ngengat dan daun lotus.
- Penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan peralatan luar angkasa yang lebih efektif dan tahan debu.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa safir, batu permata kedua terkuat setelah berlian, dapat menjadi kunci untuk mengembangkan permukaan yang tahan silau, anti-kabut, tahan debu, dan bebas gores. Para ilmuwan dari Universitas Texas di Austin telah mengembangkan nanostruktur berbasis safir yang memiliki sifat pembersihan diri yang luar biasa. Nanostruktur ini dapat digunakan seperti kaca pada layar smartphone dan perangkat elektronik lainnya, serta dapat membantu membuat jendela dan kaca depan yang tidak terpengaruh oleh kelembapan dan debu.
Baca juga: Peneliti AS mengembangkan mat teknologi nano bertenaga surya untuk membersihkan air yang terpolusi.
Desain nanostruktur safir terinspirasi oleh mata ngengat dan daun lotus. Bentuknya yang meruncing membantu mengurangi silau dan memungkinkan lebih banyak cahaya masuk. Dengan kemampuan transmisi cahaya yang tinggi dan sifat anti-debu, nanostruktur ini dapat mencegah akumulasi debu pada peralatan penting, seperti sensor dan kamera di luar angkasa. Meskipun masih perlu penelitian lebih lanjut untuk penggunaan pada permukaan yang lebih besar, temuan ini menunjukkan potensi besar untuk aplikasi di berbagai bidang, termasuk teknologi luar angkasa dan pertahanan.