Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Defisit tembaga global diperkirakan akan meningkat, mempengaruhi harga dan pasar.
- Keputusan politik dapat berdampak signifikan pada pasar komoditas seperti tembaga.
- Permintaan dari Cina tetap menjadi faktor kunci dalam proyeksi pasar tembaga global.
JP Morgan memperkirakan bahwa defisit global untuk tembaga olahan akan meningkat menjadi 160.000 ton metrik pada tahun 2026 dan memprediksi harga tembaga akan rata-rata sekitar Rp 180.90 ribu ($11.000) per ton metrik tahun depan. Setelah keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menyelidiki kemungkinan tarif baru pada impor tembaga, JP Morgan mengharapkan tarif setidaknya 10% akan diterapkan pada akhir kuartal ketiga, dengan risiko tarif yang lebih tinggi mencapai 25%. Mereka juga mencatat bahwa ada kemungkinan penumpukan inventaris tembaga di AS sebelum tarif diterapkan, yang dapat menyebabkan kekurangan tembaga di bagian dunia lainnya.
Selain itu, JP Morgan memperkirakan pertumbuhan permintaan tembaga di China akan melambat dari 4% tahun lalu menjadi 2,5% tahun ini, yang menjadi risiko terbesar bagi proyeksi pasar tembaga. Meskipun demikian, mereka memprediksi hanya ada perlambatan kecil dalam pertumbuhan permintaan tembaga global dari 3,2% pada tahun 2024 menjadi 2,9% pada tahun 2025. Sementara itu, harga tembaga di London naik didorong oleh melemahnya dolar dan peningkatan aktivitas manufaktur di China.