Courtesy of TechCrunch
Perusahaan agtech Bowery Farming yang berbasis di New York akan ditutup, menurut laporan dari PitchBook. Bowery Farming dikenal karena membangun pertanian vertikal yang dapat memproduksi sayuran seperti selada, rempah-rempah, dan buah beri. Perusahaan ini telah mengumpulkan lebih dari Rp 11.51 triliun ($700 juta) dari berbagai investor, dan pada tahun 2021, nilai perusahaan ini mencapai lebih dari Rp 32.89 triliun ($2 miliar) . Namun, pada tahun 2023, Bowery Farming mengalami beberapa pemutusan hubungan kerja.
Industri pertanian vertikal ternyata sangat sulit dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa perusahaan lain seperti AeroFarms dan AppHarvest juga telah mengajukan perlindungan kebangkrutan. AeroFarms, yang sebelumnya mengumpulkan lebih dari Rp 4.93 triliun ($300 juta) , kini telah keluar dari kebangkrutan dengan pendanaan penuh. Sementara itu, AppHarvest telah mengumpulkan lebih dari Rp 11.51 triliun ($700 juta) dan melakukan penawaran umum perdana (IPO) senilai Rp 16.45 triliun ($1 miliar) pada tahun 2021.