Courtesy of YahooFinance
Inari Agriculture Inc., sebuah startup teknologi pertanian dari Massachusetts, baru saja mengumpulkan dana sebesar Rp 2.37 triliun ($144 juta) dengan nilai perusahaan mencapai Rp 35.69 triliun ($2,17 miliar) . Ini adalah peningkatan sekitar 32% dari nilai sebelumnya yang sebesar Rp 27.13 triliun ($1,65 miliar) pada bulan Januari lalu. Pendanaan ini melibatkan investor baru dan lama, termasuk unit dari Abu Dhabi Investment Authority dan beberapa lembaga pensiun. CEO Inari, Ponsi Trivisvavet, menyatakan bahwa dana ini akan membantu mereka dalam mengembangkan produk dan memberikan solusi yang bermanfaat bagi pelanggan dan lingkungan.
Baca juga: Perusahaan Hosting Cloud AI CoreWeave Meluncurkan IPO Senilai Rp 44.40 triliun ($2,7 Miliar)
Didirikan pada tahun 2016 dan berbasis di Cambridge, Inari menggunakan teknologi untuk mengembangkan tanaman kedelai, jagung, dan gandum dengan cara yang lebih efisien, menggunakan lebih sedikit air, lahan, dan pupuk. Beberapa negara mulai mengadopsi teknologi benih ini untuk memastikan ketahanan pangan di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan oleh Inari Agriculture Inc.?A
Inari Agriculture Inc. adalah startup agtech yang mengembangkan teknologi benih untuk tanaman seperti kedelai, jagung, dan gandum.Q
Berapa jumlah pendanaan yang berhasil dikumpulkan oleh Inari Agriculture?A
Inari Agriculture berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar $144 juta.Q
Siapa saja investor baru yang terlibat dalam pendanaan ini?A
Investor baru termasuk unit yang sepenuhnya dimiliki oleh Abu Dhabi Investment Authority dan investor yang sudah ada seperti Hanwha Impact dan NGS Super.Q
Apa tujuan utama dari teknologi benih yang dikembangkan oleh Inari?A
Tujuan utama dari teknologi benih yang dikembangkan oleh Inari adalah untuk mengurangi penggunaan air, lahan, dan pupuk dalam pertanian.Q
Mengapa beberapa negara mulai mengadopsi teknologi benih?A
Beberapa negara mulai mengadopsi teknologi benih sebagai alat untuk memastikan keamanan pangan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.