Courtesy of Forbes
Pada tanggal 29 Oktober, The New York Times melaporkan bahwa anggota keluarga mantan Presiden Donald J. Trump dan pejabat pemerintahan Biden menjadi target peretasan oleh hacker yang terkait dengan China. Keamanan siber kini menjadi fokus utama bagi pemerintah dan perusahaan, dengan proyeksi pasar keamanan siber mencapai Rp 3.05 quadriliun ($185,70 miliar) pada tahun 2024. Banyak perusahaan besar, seperti Google dan Microsoft, sangat bergantung pada infrastruktur digital, sehingga mereka menjadi sasaran utama serangan siber. Namun, ada kekurangan tenaga ahli di bidang keamanan siber, dengan kebutuhan global diperkirakan mencapai 3,4 juta ahli. Hal ini membuat banyak perusahaan rentan terhadap ancaman siber.
Selain itu, penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam keamanan siber telah mengubah cara perusahaan melindungi data mereka. Meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi dan deteksi ancaman, ada juga risiko terkait privasi dan biaya yang tinggi. Perusahaan perlu memastikan bahwa sistem keamanan siber mereka kuat dan fleksibel untuk menghadapi ancaman yang semakin canggih. Jika tidak, mereka bisa menghadapi konsekuensi ekonomi dan reputasi yang serius.