Pendiri LinkedIn Reid Hoffman Memulai Startup AI Baru yang Mungkin Merevolusi Perawatan Kanker
Courtesy of Forbes

Rangkuman Berita: Pendiri LinkedIn Reid Hoffman Memulai Startup AI Baru yang Mungkin Merevolusi Perawatan Kanker

Forbes
Dari Forbes
11 Februari 2025 pukul 15.00 WIB
107 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Manas AI berfokus pada penggunaan AI untuk mempercepat penemuan obat kanker.
  • Reid Hoffman dan Siddhartha Mukherjee adalah pemimpin visioner di bidangnya masing-masing.
  • Persaingan di industri penemuan obat menggunakan AI semakin ketat, tetapi Manas AI memiliki pendekatan yang unik.
Reid Hoffman, salah satu pendiri LinkedIn, telah meluncurkan startup bernama Manas AI yang bertujuan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat penemuan obat, terutama untuk penyakit langka dan kanker. Bersama dengan Siddhartha Mukherjee, seorang penulis dan ilmuwan, mereka ingin mengubah proses penemuan obat yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun menjadi hanya beberapa tahun. Manas AI berfokus pada kanker agresif seperti kanker payudara dan prostat, dengan harapan dapat memberikan pengobatan yang menyelamatkan nyawa lebih cepat kepada pasien.
Meskipun banyak perusahaan lain juga berusaha menggunakan AI untuk penemuan obat, Manas AI memiliki fokus yang lebih spesifik pada terapi kanker. Startup ini telah mengumpulkan dana sekitar Rp 394.68 miliar ($24 juta) dan didukung oleh General Catalyst, yang percaya bahwa platform mereka dapat mempercepat proses penemuan kandidat obat yang efektif. Dengan pemimpin yang berpengalaman, Manas AI memiliki potensi untuk memberikan dampak besar dalam perawatan kanker di masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Siapa pendiri Manas AI?
A
Pendiri Manas AI adalah Reid Hoffman dan Siddhartha Mukherjee.
Q
Apa tujuan utama dari Manas AI?
A
Tujuan utama dari Manas AI adalah menggunakan AI untuk mempercepat penemuan dan pengembangan terapi untuk penyakit langka, khususnya kanker.
Q
Mengapa Manas AI fokus pada kanker?
A
Manas AI fokus pada kanker karena mereka ingin membuat kemajuan yang signifikan dalam terapi kanker yang agresif.
Q
Siapa yang mendukung pendanaan Manas AI?
A
Manas AI didukung oleh General Catalyst dalam hal pendanaan.
Q
Apa yang membedakan Manas AI dari perusahaan lain di bidang yang sama?
A
Manas AI berbeda karena memiliki fokus yang terkurasi dan tujuan yang jelas dalam pengembangan terapi kanker.

Rangkuman Berita Serupa

Tidak semua pasien kanker membutuhkan kemoterapi. Ataraxis AI mengumpulkan Rp 328.90 miliar ($20 juta)  untuk mengatasi masalah itu.TechCrunch
Sains
1 bulan lalu
23 dibaca
Tidak semua pasien kanker membutuhkan kemoterapi. Ataraxis AI mengumpulkan Rp 328.90 miliar ($20 juta) untuk mengatasi masalah itu.
Reid Hoffman, salah satu pendiri LinkedIn, baru saja mengumpulkan Rp 411.13 miliar ($25 juta)  untuk melawan kanker dengan AI.YahooFinance
Sains
2 bulan lalu
109 dibaca
Reid Hoffman, salah satu pendiri LinkedIn, baru saja mengumpulkan Rp 411.13 miliar ($25 juta) untuk melawan kanker dengan AI.
Manas AI milik Reid Hoffman mengumpulkan dana sebesar Rp 404.55 miliar ($24,6 juta) , yang merupakan sebagian kecil dibandingkan dengan startup penemuan obat berbasis AI lainnya.TechCrunch
Bisnis
2 bulan lalu
71 dibaca
Manas AI milik Reid Hoffman mengumpulkan dana sebesar Rp 404.55 miliar ($24,6 juta) , yang merupakan sebagian kecil dibandingkan dengan startup penemuan obat berbasis AI lainnya.
Lindus Health mengumpulkan Rp 904.48 miliar ($55 juta)  untuk 'memperbaiki industri uji klinis yang rusak'TechCrunch
Bisnis
3 bulan lalu
99 dibaca
Lindus Health mengumpulkan Rp 904.48 miliar ($55 juta) untuk 'memperbaiki industri uji klinis yang rusak'
AI Memungkinkan Kemajuan Besar dalam Kesehatan di Acara JP MorganForbes
Sains
3 bulan lalu
56 dibaca
AI Memungkinkan Kemajuan Besar dalam Kesehatan di Acara JP Morgan
Aqemia mengumpulkan dana sebesar Rp 624.91 miliar ($38 juta)  untuk menemukan obat baru dengan menggabungkan fisika teoretis dan GenAI.TechCrunch
Sains
4 bulan lalu
132 dibaca
Aqemia mengumpulkan dana sebesar Rp 624.91 miliar ($38 juta) untuk menemukan obat baru dengan menggabungkan fisika teoretis dan GenAI.