Courtesy of Reuters
Perusahaan keuangan di Inggris diharuskan untuk mempersiapkan diri agar dapat memberikan layanan bisnis dalam situasi yang "parah tetapi mungkin terjadi", seperti gangguan teknologi global. Hal ini disampaikan oleh otoritas pasar setelah insiden pembaruan perangkat lunak yang gagal dari perusahaan keamanan siber CrowdStrike pada bulan Juli, yang menyebabkan kekacauan di seluruh dunia, termasuk pembatalan penerbangan dan dampak pada berbagai industri seperti perbankan dan kesehatan. Meskipun dampak terhadap konsumen dianggap minimal, perusahaan diberi waktu hingga Maret 2025 untuk memastikan mereka dapat menghadapi situasi serupa di masa depan.
Otoritas tersebut mendorong perusahaan untuk mengambil langkah-langkah seperti meningkatkan pengujian skenario, memperbaiki kontrol risiko pihak ketiga, dan memastikan kontrak dengan jelas menetapkan tanggung jawab dalam pemantauan layanan dan pemberitahuan insiden. Mereka mengingatkan semua perusahaan, terlepas dari dampak yang mereka alami, untuk belajar dari insiden CrowdStrike agar lebih siap menghadapi gangguan di masa depan.