Courtesy of Forbes
Brad Brooks, CEO Censys, menjelaskan bahwa organisasi kesehatan seperti rumah sakit dan klinik sangat rentan terhadap serangan siber, terutama ransomware. Pada tahun 2023, terdapat 747 pelanggaran data yang melibatkan setidaknya 500 catatan, meningkat dari 277 pada tahun 2013. Rata-rata, setiap pelanggaran mengakibatkan hampir 300.000 catatan terkompromi, mempengaruhi lebih dari 160 juta individu setiap tahunnya. Biaya pelanggaran data di sektor kesehatan mencapai rata-rata Rp 160.67 miliar ($9,77 juta) , dua kali lipat dari rata-rata biaya di semua industri. Banyak faktor yang membuat sektor kesehatan rentan, termasuk sistem yang usang, kurangnya pelatihan keamanan, dan ketergantungan pada vendor yang kurang aman.
Baca juga: Transformasi Berbasis Data di Sektor Kesehatan: Menghancurkan Silo untuk Meningkatkan Efisiensi
Untuk melindungi diri dari ancaman ini, organisasi kesehatan dapat mengambil langkah-langkah seperti memantau semua aset yang terhubung, memprioritaskan risiko, menggunakan deteksi ancaman yang canggih, memperkuat kontrol akses, dan memastikan keamanan rantai pasokan. Dengan menerapkan langkah-langkah keamanan yang komprehensif, penyedia layanan kesehatan dapat fokus pada misi utama mereka, yaitu merawat pasien, tanpa khawatir akan serangan siber.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa CEO Censys?A
CEO Censys adalah Brad Brooks.Q
Apa yang menjadi target utama serangan siber di sektor kesehatan?A
Target utama serangan siber di sektor kesehatan adalah data pasien dan informasi klinis.Q
Berapa banyak pelanggaran data yang dilaporkan oleh organisasi kesehatan pada tahun 2023?A
Pada tahun 2023, organisasi kesehatan melaporkan 747 pelanggaran data.Q
Apa langkah yang dapat diambil organisasi kesehatan untuk melindungi data mereka?A
Organisasi kesehatan dapat mengambil langkah seperti meningkatkan visibilitas aset dan memperkuat kontrol akses untuk melindungi data mereka.Q
Mengapa organisasi kesehatan menjadi target yang menarik bagi penyerang siber?A
Organisasi kesehatan menjadi target yang menarik karena mereka lebih memilih untuk membayar tebusan dengan cepat untuk menjaga perawatan pasien.