Courtesy of TechCrunch
Perusahaan kini khawatir bahwa keinginan mereka untuk mengadopsi kecerdasan buatan (AI) justru membuat mereka lebih rentan terhadap ancaman siber. Sebuah survei menunjukkan bahwa lebih dari setengah eksekutif merasa kompleksitas aplikasi AI melemahkan keamanan siber organisasi mereka. Banyak eksekutif juga percaya bahwa tim keamanan mereka tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk melindungi aplikasi dan beban kerja AI. Hal ini mendorong munculnya banyak startup yang menawarkan solusi untuk mengamankan aplikasi AI, seperti Noma Security, yang baru saja diluncurkan.
Noma Security mengembangkan alat untuk mengidentifikasi data dan kode yang rentan dalam lingkungan data sains, serta ancaman seperti serangan injeksi prompt. Startup ini bertujuan untuk membantu perusahaan menemukan dan memperbaiki kesalahan konfigurasi dalam pengembangan aplikasi AI. Dengan mengkonsolidasikan fungsi keamanan aplikasi AI dalam satu dasbor, Noma berharap dapat membantu perusahaan mengurangi risiko dan mempercepat penggunaan AI di bagian bisnis yang lebih penting. Noma telah mendapatkan dana sebesar Rp 411.13 miliar ($25 juta) untuk mempercepat pengembangan dan memperluas timnya, dan sudah memiliki pelanggan dari perusahaan besar.