Courtesy of Reuters
Microsoft memprediksi pertumbuhan pendapatan Azure untuk kuartal kedua sebesar 31% hingga 32%, meskipun ada peningkatan pengeluaran untuk kecerdasan buatan (AI). Namun, pertumbuhan ini lebih lambat dari yang diharapkan oleh analis. Meskipun Microsoft berhasil melampaui perkiraan pendapatan dan laba untuk kuartal pertama, sahamnya turun 3,6% setelah pengumuman tersebut. Microsoft juga menghabiskan Rp 328.90 triliun ($20 miliar) untuk investasi infrastruktur, yang meningkat 5,3% dibandingkan kuartal sebelumnya, tetapi hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor karena pengeluaran yang tinggi dapat mempengaruhi arus kas dan margin keuntungan.
Selain itu, Microsoft memiliki kemitraan eksklusif dengan OpenAI, yang memungkinkan pelanggan Azure mengakses model AI terbaru. Meskipun ada tantangan dalam menerapkan teknologi AI di produk mereka, Microsoft tetap menjadi pemimpin dalam perlombaan AI di antara perusahaan teknologi besar. Pendapatan dari bisnis produktivitas Microsoft mencapai Rp 465.39 triliun ($28,3 miliar) , sementara unit komputasi pribadi, yang mencakup sistem operasi Windows dan produk gaming, mengalami kenaikan pendapatan sebesar 17% menjadi Rp 217.07 triliun ($13,2 miliar) .