Courtesy of Reuters
Ikhtisar 15 Detik
- Microsoft membatalkan sewa kapasitas pusat data, menunjukkan potensi oversupply.
- Investor semakin skeptis terhadap investasi besar di infrastruktur AI oleh perusahaan teknologi AS.
- Keberhasilan startup Tiongkok seperti DeepSeek mempengaruhi pandangan pasar terhadap biaya dan inovasi dalam teknologi AI.
Microsoft baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah membatalkan sewa untuk kapasitas pusat data yang cukup besar di Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor bahwa permintaan untuk infrastruktur kecerdasan buatan (AI) mungkin mulai menurun. Meskipun Microsoft tetap berencana untuk menginvestasikan lebih dari Rp 1.32 quadriliun ($80 miliar) dalam AI dan kapasitas cloud tahun ini, beberapa perusahaan terkait seperti Siemens Energy dan Schneider Electric mengalami penurunan harga saham setelah berita ini muncul.
Baca juga: Microsoft mengembangkan model pemodelan AI untuk bersaing dengan OpenAI, lapor The Information.
Analisis menunjukkan bahwa Microsoft mungkin telah menyewa lebih banyak kapasitas pusat data daripada yang sebenarnya mereka butuhkan, karena sebelumnya mereka kesulitan menemukan kapasitas yang cukup untuk memenuhi permintaan AI. Meskipun ada pembatalan sewa ini, beberapa analis percaya bahwa Microsoft masih berkomitmen untuk membangun pusat data dan tidak melihatnya sebagai tanda perubahan besar dalam strategi mereka.