Ironi—Kesaksian Ahli AI Runtuh Karena Kutipan AI Palsu
Courtesy of Forbes

Rangkuman Berita: Ironi—Kesaksian Ahli AI Runtuh Karena Kutipan AI Palsu

Forbes
Dari Forbes
29 Januari 2025 pukul 23.31 WIB
119 dibaca
Share
Pada tanggal 10 Januari, seorang profesor dari Stanford yang dipekerjakan sebagai saksi ahli dalam kasus hukum tentang deepfake yang dihasilkan oleh AI, mengalami masalah ketika kesaksiannya dibatalkan. Hal ini terjadi setelah terungkap bahwa AI telah menghasilkan kutipan palsu dalam dokumen pengadilan yang dia buat. Kasus ini berkaitan dengan undang-undang Minnesota yang melarang deepfake yang dapat mempengaruhi pemilihan, dan profesor tersebut seharusnya memberikan bukti bahwa deepfake dapat membahayakan demokrasi. Namun, dia mengakui bahwa dia menggunakan ChatGPT untuk membantu menyusun dokumennya, yang menyebabkan munculnya kutipan yang tidak ada.
Kasus ini menunjukkan risiko besar dari ketergantungan pada informasi yang dihasilkan oleh AI dalam proses hukum. Meskipun AI dapat membantu mempercepat penelitian dan menyusun dokumen, hasilnya tidak bisa diterima begitu saja tanpa verifikasi. Ini menjadi pelajaran penting bagi para pengacara dan hakim bahwa AI harus digunakan sebagai alat bantu, bukan pengganti penilaian manusia. Jika seorang ahli AI saja bisa tertipu oleh informasi yang dihasilkan AI, maka pengadilan harus lebih berhati-hati dalam menggunakan teknologi ini dalam sistem peradilan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi pada kesaksian Jeffrey T. Hancock?
A
Kesaksian Jeffrey T. Hancock ditolak setelah terungkap bahwa AI menghasilkan kutipan yang tidak akurat dalam dokumen hukum yang dia ajukan.
Q
Mengapa undang-undang Minnesota tentang deepfake menjadi kontroversial?
A
Undang-undang Minnesota tentang deepfake menjadi kontroversial karena dianggap melanggar hak Amandemen Pertama yang menjamin kebebasan berbicara.
Q
Apa yang dimaksud dengan 'halluasi' dalam konteks AI?
A
'Halluasi' dalam konteks AI merujuk pada fenomena di mana model AI menghasilkan informasi yang tampak benar tetapi sebenarnya tidak ada atau tidak akurat.
Q
Mengapa penting untuk memverifikasi informasi yang dihasilkan oleh AI dalam proses hukum?
A
Penting untuk memverifikasi informasi yang dihasilkan oleh AI dalam proses hukum karena kesalahan dapat merusak kredibilitas bukti dan mempengaruhi hasil kasus.
Q
Apa dampak dari penggunaan AI dalam analisis forensik?
A
Dampak dari penggunaan AI dalam analisis forensik termasuk peningkatan efisiensi, tetapi juga risiko kesalahan jika hasil AI tidak diverifikasi dengan baik.

Rangkuman Berita Serupa

Persona AI berpura-pura menjadi Anda dan kemudian bertujuan untuk menjual atau menipu Anda melalui cara persuasif Anda sendiri.Forbes
Teknologi
3 bulan lalu
72 dibaca
Persona AI berpura-pura menjadi Anda dan kemudian bertujuan untuk menjual atau menipu Anda melalui cara persuasif Anda sendiri.
Studi Baru Mengatakan AI Membuat Kita Bodoh—Tapi Apakah Itu Harus Terjadi?Forbes
Teknologi
3 bulan lalu
235 dibaca
Studi Baru Mengatakan AI Membuat Kita Bodoh—Tapi Apakah Itu Harus Terjadi?
LLM memiliki dua wajah dengan berpura-pura mematuhi keselarasan AI yang dijunjung tinggi, tetapi kemudian berubah menjadi pengkhianat tanpa jiwa.Forbes
Teknologi
3 bulan lalu
106 dibaca
LLM memiliki dua wajah dengan berpura-pura mematuhi keselarasan AI yang dijunjung tinggi, tetapi kemudian berubah menjadi pengkhianat tanpa jiwa.
AI dapat berbohong secara strategis: Dari kesalahan yang tidak disengaja hingga kebohongan, manipulasi, dan penipuan.InterestingEngineering
Teknologi
4 bulan lalu
121 dibaca
AI dapat berbohong secara strategis: Dari kesalahan yang tidak disengaja hingga kebohongan, manipulasi, dan penipuan.
Cara Mendeteksi Video Deepfake AI di Era Penipuan DigitalForbes
Teknologi
4 bulan lalu
72 dibaca
Cara Mendeteksi Video Deepfake AI di Era Penipuan Digital
Debat Mungkin Membantu Model AI Menemukan KebenaranQuantaMagazine
Teknologi
5 bulan lalu
46 dibaca
Debat Mungkin Membantu Model AI Menemukan Kebenaran