Courtesy of Axios
Departemen Kehakiman AS baru-baru ini mengumumkan dakwaan terhadap lima orang yang terlibat dalam skema pekerja TI asal Korea Utara yang berlangsung selama beberapa tahun. Mereka dituduh menipu perusahaan-perusahaan untuk mempekerjakan pekerja TI dari Korea Utara dengan menggunakan identitas palsu dan dokumen yang dicuri. Dari April 2018 hingga Agustus 2024, skema ini berhasil mendapatkan pekerjaan di setidaknya 64 perusahaan AS dan menghasilkan pendapatan lebih dari Rp 14.25 miliar ($866,255) . Uang yang diperoleh digunakan untuk mendanai program misil Korea Utara.
Dua dari lima terdakwa, Erick Ntekereze Prince dan Emanuel Ashtor, dituduh membantu mengunduh perangkat lunak akses jarak jauh ke laptop yang dikirim oleh pekerja Korea Utara untuk menyembunyikan identitas mereka. Mereka juga terlibat dalam mencuci pembayaran gaji agar bisa dikirim kembali ke Korea Utara. Tiga dari lima orang yang didakwa sudah ditangkap, dan kasus ini menunjukkan betapa luasnya operasi Korea Utara dalam mencari cara untuk menghindari sanksi internasional.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dituduhkan kepada lima orang yang diindikasikan oleh Departemen Kehakiman AS?A
Lima orang tersebut dituduh terlibat dalam skema penipuan pekerja IT Korea Utara yang berlangsung dari April 2018 hingga Agustus 2024.Q
Bagaimana skema penipuan ini beroperasi?A
Skema ini beroperasi dengan mencuri identitas orang Amerika dan membuat dokumen ID palsu untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan AS.Q
Apa tujuan dari gaji yang diperoleh pekerja Korea Utara?A
Gaji yang diperoleh pekerja Korea Utara digunakan untuk membantu mendanai program misil negara tersebut.Q
Siapa saja terdakwa yang terlibat dalam skema ini?A
Terdakwa yang terlibat termasuk Erick Ntekereze Prince, Emanuel Ashtor, dan Pedro Ernesto Alonso De Los Reyes.Q
Apa yang dilakukan KnowBe4 terkait dengan skema ini?A
KnowBe4 melaporkan bahwa mereka menjadi korban dari salah satu skema penipuan yang melibatkan pekerja Korea Utara.