Courtesy of Reuters
Moldova sedang mengadakan pemilihan presiden putaran kedua, di mana Presiden Maia Sandu yang pro-Barat bersaing melawan mantan jaksa agung Alexandr Stoianoglo. Pada putaran pertama, Sandu meraih 42,49% suara, sementara Stoianoglo mendapatkan 25,9%. Maia Sandu, yang lahir pada tahun 1972, memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dan pernah menjabat sebagai menteri pendidikan sebelum menjadi presiden wanita pertama di Moldova. Dia dikenal karena kebijakannya yang mendukung integrasi Moldova ke Uni Eropa, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Di sisi lain, Alexandr Stoianoglo, yang lahir pada tahun 1967, berasal dari komunitas Gagauz yang pro-Rusia. Dia memiliki pengalaman sebagai jaksa dan pernah menjabat sebagai jaksa agung, tetapi dipecat pada tahun 2023 setelah dituduh melakukan korupsi. Stoianoglo didukung oleh Partai Sosialis yang pro-Rusia dan mengkritik kebijakan Sandu, termasuk referendum untuk integrasi Moldova ke Uni Eropa yang dianggapnya tidak sah. Dia berpendapat bahwa kepentingan Moldova seharusnya mencakup hubungan baik dengan baik Barat maupun Timur.